Negara (Antara Bali) - Warga korban abrasi di Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana memasang spanduk protes, karena bencana yang terjadi di kampung mereka tidak kunjung mendapatkan penanganan.
Pantauan di pantai Dusun Ketapang, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Minggu, terpasang tiga buah pernyataan protes yang ditulis tangan pada lembaran karung yang dijadikan spanduk.
Pernyataan tersebut antara lain menyebutkan "Kami tidak butuh janji, kami butuh tindakan nyata, "Selamatkan daratan kita dari abrasi untuk anak cucu".
Selain pernyataan tersebut, juga terpasang spanduk mempertanyakan perusahaan yang dituding menyebabkan abrasi hebat di lokasi tersebut.
Deretan buis sumbangan Ketua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa, yang dipasang untuk menahan sementara gerusan abrasi juga tidak luput dari coretan cat berwarna merah tersebut.
Di buis, warga kembali mengulangi, mereka sudah bosan dengan janji-janji, dan menginginkan tindakan nyata menanggulangi abrasi.
Sauki, salah seorang warga yang ikut memasang spanduk tersebut mengatakan, protes tersebut disampaikan Paguyuban Masyarakat Pesisir Lampu, karena kampung mereka berdekatan dengan lampu mercusuar.
Warga yang menjadi dosen di salah satu universitas di Yogyakarta, namun keluarganya tinggal di Dusun Ketapang dan mendapat ancaman abrasi ini mengatakan, pemasang spanduk protes tersebut merupakan bentuk keputusasaan warga karena tidak ada penanganan berarti dari pemerintah untuk menghentikan abrasi.
"Saya memang tinggal di Yogyakarta, tapi orang tua dan saudara-saudara saya masih disini, dan rumah mereka terancam abrasi. Kalau dibiarkan, bisa-bisa rumah satu kampung ini roboh karena abrasi," katanya.
Karena merupakan pemukiman padat, ia berharap, pemerintah memberikan prioritas penanganan abrasi di kampung tersebut.
Kosasih, warga lainnya mengatakan, akibat bencana tersebut, ia berencana menjual tanah dan rumahnya, meskipun saat ini masih berjarak sekitar 25 meter dari pantai.
"Melihat cepatnya abrasi menggerus tanah warga, tidak lama lagi pasti rumah saya ikut kena. Cuma mau menjual juga tidak gampang, karena pembeli juga ingin tanah yang aman," katanya.
Wilayah Dusun Ketapang yang terkena bencana abrasi merupakan pemukiman padat, yang mayoritas warganya berprofesi sebagai nelayan dengan penghasilan yang pas-pasan.
Beberapa nelayan yang tanah dan rumahnya sudah habis tergerus abrasi, saat ini tinggal dengan menumpang di tanah saudara maupun menyewa.(GBI)