Negara (Antara Bali) - Abrasi mengancam Pura Rambut Siwi, yang merupakan salah satu pura terbesar di Kabupaten Jembrana, meskipun sudah dibangun penahan ombak di wilayah pantainya.
"Senderan penahan ombak saat ini sudah mulai jebol di beberapa bagian. Kalau dibiarkan, pura ini bisa terancam," kata Pemangku Pura Rambut Siwi, Mangku Wania, Rabu.
Pantauan di lokasi, ombak di wilayah pura yang masuk Desa Yehembang ini memang cukup besar beberapa hari terakhir.
Beberapa warga memprediksi, gelombang dengan ketinggian hingga 3 meter tersebut, masih akan terjadi hingga satu minggu ke depan.
Karena hantaman ombak yang terus menerus, senderan penahan ombak sepanjang 500 meter di pantai desa tersebut, mulai retak, bahkan di beberapa titik ada yang jebol.
"Senderan ini jelas tidak bisa menahan ombak, harus dibuatkan yang lebih kuat lagi. Kalau dibiarkan, tidak lama lagi semuanya akan hancur," ujar Wania.
Selain mengancam Pura Rambut Siwi, abrasi juga mulai menggerus jalan subak atau jalan yang sehari-hari digunakan petani ke sawah.
Jarak antara jalan subak tersebut, dengan bibir pantai, saat ini tinggal sekitar satu meter, dan terus menyempit seiring gerusan ombak.
Rumah warga yang berada di pinggir pantai juga tinggal 3 meter dari air laut, yang membuat mereka ketakutan saat malam hari.
Kepala Desa atau Perkebel Yehembang, I Ketut Semadi mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan ke Pemkab Jembrana, akan penanganan abrasi di wilayahnya menjadi prioritas.
"Disini ada Pura Rambut Siwi, yang merupakan salah satu pura terbesar di Jembrana. Kami sudah minta, agar penanganan abrasi disini menjadi prioritas untuk diusulkan ke pusat," katanya.
Ia mengaku, upaya gotong-royong yang dilakukan warga dengan TNI, untuk membuat tanggul dari karung berisi pasir, tidak mampu lama menahan gempuran ombak.(GBI)