Beirut (Antara Bali) - Lebih dari 100.000 warga sipil melarikan diri dari provinsi timur Deir Ezzor, Suriah, karena bentrokan sengit antara kelompok-kelompok jihad yang bersaingan, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia Sabtu.
Kelompok pemantau yang berbasis di Inggris itu mengatakan, bentrokan juga antara afiliasi Al-Qaida, Front Al-Nusra dan pesaingnya Negara Islam Irak dan Mediterania (ISIL) yang telah membunuh 230 gerilyawan dalam 10 hari terakhir.
Di antara mereka, 146 anggota Al-Nusra dan brigade Islam lainnya, termasuk beberapa yang dieksekusi oleh ISIL.
Bentrokan antara kedua kelompok di provinsi kaya minyak itu dimulai akhir April dan terjadi setelah reaksi keras yang meluas terhadap ISIL dimulai pada Januari.
ISIL, yang tumbuh dari cabang Al-Qaida cabang Irak, telah menjadi sasaran kampanye bersama oleh pemberontak moderat dan gerilyawan Islam serta Front Al-Nusra sejak awal Januari.
Kampanye ini telah mendorongnya warga banyak keluar dari Provinsi Aleppo dan Idlib, meskipun telah memperkuat kehadiran di ibu kota Provinsi Raqa.
ISIL pada awalnya disambut oleh beberapa oposisi Suriah, namun perlakukan kejam terhadap sipil dan pasukan pemberontak memicu reaksi mulai tahun ini.
Pada Februari, ISIL mengundurkan diri dari Deir Ezzor di bawah tekanan, tetapi dalam pekan terakhir ini mereka telah maju kembali, kata Observatorium, untuk merebut wilayah di bagian barat provinsi, demikian AFP. (WDY)