Denpasar (Antara Bali) - Produksi industri mikro dan kecil (IMK) di Bali pada triwulan I/2014 mengalami pertumbuhan negatif atau berkontraksi minus 2,65 persen secara triwulan (q -to-q) dibandingkan triwulan IV/2013.
"Capaian pertumbuhan IMK di Bali berada di bawah pertumbuhan nasional sebesar 0,99 persen pada periode yang sama," Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, sebaliknya jika dilihat secara periode tahunan (y-on-y) IMK Bali pada triwulan kali ini justru tumbuh positif sebesar 10,94 persen, jika dibandingkan triwulan yang sama tahun 2013.
Bahkan angka pertumbuhan IMK Bali pada triwulan I/2014 jauh lebih tinggi dari angka nasional yang mencapai hanya 4,41 persen.
Panusunan Siregar menambahkan, sedangkan produksi yang dihasilkan perusahaan industri manufaktur besar dan sedang (IBS) pada triwulan I/2014 (q-to-q) juga berkontraksi atau tumbuh negatif sebesar minus 3,93 persen atau berada di bawah pertumbuhan secara nasional yang juga berkontraksi minus 0,02 persen pada periode yang sama.
Sebaliknya jika dilihat secara tahunan (y-on-y) produksi yang dihasilkan perusahaan IBS di Pulau Dewata pada triwulan I/2014 tercatat tumbuh 1,13 persen, kendati berada di bawah level nasional yang tumbuh sebesar 3,76 persen.
Panusunan Siregar menjelaskan, perekonomian Bali banyak didukung oleh sektor pertanian, sektor jasa-jasa sebagai pendukung pariwisata serta ekonomi kreatif yang mampu memberikan dampak ganda dari pesatnya pertumbuhan pariwisata di Pulau Dewata.
Pertumbuhan ekonomi Bali selama tahun 2013 sebesar 6,05 persen, pertumbuhan itu melambat jika dibandingkan tahun 2012 sebesar 6,65 persen.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali tahun 2013 menunjukkan bahwa lebih dari 65 persen perekonomian Bali dipengaruhi oleh industri pariwisata yakni sektor perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan, komunikasi serta jasa-jasa.
Selain itu lebih dari 80 persen dipengaruhi oleh nilai ekspor Bali, ujar Panusunan Siregar. (WDY)