Denpasar (Antara Bali) - Aktivis perempuan Luh Riniti Rahayu menilai pernyataan Menteri ESDM Jero Wacik yang juga calon legislatif DPR RI dari Partai Demokrat Dapil Bali tidak setengah hati menolak reklamasi menjaga Pulau Dewata.
"Saya berharap Jero Wacik serius berkeinginan menjaga Bali. Namun tak setengah hati menolak reklamasi itu," kata Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Bali Sruti Luh Riniti Rahayu di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, pernyataan Jero Wacik dinilai berseberangan dengan kebijakan pemerintahan yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudoyono yang akan direklamasi untuk pengembangan pariwisata.
Menurut dia, rencana reklamasi Teluk Benoa sudah masuk dalam perencanaan percepatan pembangunan Indonesia oleh pemerintah dan rencana SBY untuk merevisi perpres sarbagita yang masuk dalam kawasan konservasi.
Luh Riniti menilai bahwa penolakan tersebut merupakan bentuk menarik simpati masyarakat Bali untuk memilihnya kembali dan sebagai pencitraan bagi Menteri ESDM itu menjelang pemilu anggota legislatif (Pileg) tahun 2014.
"Tidak baik menolak reklamasi hanya sebagai pencitraan menjelang pemilu. Namun, harus dilihat secara holistik dari berbagai aspek," ujar Riniti yang juga sebagai dosen Fisipol Universitas Ngurah Rai itu.
Ia menambahkan, aspek yang dimaksud yakni reklamasi harus memiliki pedoman "Tri Hita Karana" yang merupakan nilai luhur masyarakat Bali sebagai adat istiadat dan budaya sehingga kesakralan Pulau Dewata tetap terjaga kelestariannya.
Selain itu, penolakan reklamasi tidak boleh dikaitkan dengan pencitraan politik karena akan merusak nilai dan budaya Bali itu sendiri sehingga tidak akan efektif untuk mendongkrak simpati masyarakat Pulau Dewata.
Luh Riniti berharap Jero Wacik mengambil isu lokal yang bersifat netral yang sangat dibutuhkan masyarakat Bali sehingga tidak mengambil sikap pro atau kontra terhadap reklamasi Teluk Benua agar terciptanya iklim politik yang bersih.
"Jero Wacik harus bersikap netral dan jangan menggunakan isu lokal sebagai menarik simpati masyarakat Bali, secara politik itu tidak menguntungkan," ujarnya. (I020/I018)