Negara (Antara Bali) - Peternakan ayam milik PT Charoen Pokphan, di Kelurahan Lelateng, Kabupaten Jembrana diprotes warga setempat, karena menganggap limbahnya mencemari lahan milik mereka.
"Limbah peternakan tersebut mengalir ke tanah milik saya, akibatnya saya sulit untuk menjual tanah tersebut karena berbau busuk," kata Ita Laswita, salah seorang warga yang memiliki lahan 1,6 hektare, tepat di belakang peternakan besar tersebut, Minggu.
Selain itu ia mengaku, meskipun tanahnya hanya berjarak dua meter dari lokasi, dirinya tidak pernah dimintai persetujuan atau tanda tangan sebagai penyanding, untuk pengurusan izin HO.
Pantauan di lokasi, selain becek dan berlumpur karena hujan, terlihat aliran air yang berbau di lahan milik Ita, yang berada di Dusun Awen tersebut.
Sementara Bagian Adminstrasi PT Charoen Pokphan, Gede Susrama membantah, pihaknya membuang limbah ke lahan warga.
"Tidak ada limbah cair dari tempat kami. Yang ada hanya saluran sanitasi dan limbah loundry. Kami juga sudah berencana untuk memperdalam penampungan air, namun belum dilakukan karena hujan terus," katanya.
Selain itu ia berjanji, segera akan membangun sistem pembakaran terhadap ayam yang mati, untuk mengatasi bau busuk menyengat yang dikeluhkan warga.
"Sekarang masih dalam tahap negoisasi harga. Sistem yang akan kami bangun menggunakan peralatan modern," ujarnya.
Beberapa waktu lalu, peternakan yang sama juga pernah diprotes warga sekitar, karena bangkai ayam yang mati menyebarkan bau tidak sedap di lingkungan sekitarnya.(GBI)