Denpasar (Antara Bali) - Akademisi Universitas Warmadewa, Denpasar, I Nyoman Wiratmaja mengingatkan pembentukan relawan demokrasi oleh Komisi Pemilihan Umum tidak asal-asalan.
"Substansi kinerja jauh lebih penting harus diperhatikan setelah nantinya relawan demokrasi itu terbentuk. Masalahnya kerapkali orang lupa ketika sudah membuat `bungkus` atau lembaga tertentu," katanya di Denpasar, Senin.
Oleh karena itu, menurut dia, seharusnya relawan demokrasi dapat menampilkan ide-ide baru sehingga partisipasi pemilih benar-benar meningkat dan pelaksanaan Pemilu 2014 menjadi lebih baik.
"Relawan demokrasi itu perlu dilihat dan perlu diuji kinerjanya. Jangan seolah-olah ketika sudah dibuat `bungkus` lembaganya maka keadaan otomatis akan menjadi baik," ucapnya yang sering menjadi pembicara seminar itu.
Wiratmaja berpendapat ide pembentukan relawan demokrasi dengan melibatkan berbagai komponen masyrakat sipil memang bagus, yakni terdiri atas kelompok difabel, perempuan, LSM, pemilih pemula maupun tokoh-tokoh agama.
"Namun harus diperhatikan siapa saja orang-orang tergabung menjadi relawan demokasi tersebut, terlebih jumlahnya yang maksimal hanya 25 orang di setiap kabupaten," ujarnya.
Ia mengatakan sesungguhnya lebih baik jika untuk meningkatkan partisipasi pemilih, khususnya pemilih pemula, KPU agar bekerja sama dengan kalangan kampus, misalnya lewat Jaringa Forum Rektor.
"Forum Rektor itu jika dihidupkan kembali akan efektif ikut membantu proses sosialisasi pemilu dengan melibatkan semua mahasiswa, dan bukan hanya memilih segelintir orang," ucapnya.
Yang tidak kalah penting, tambah dia, jangan sampai ketika anggaran relawan demokrasi itu habis, mereka secara otomatis tidak mau bekerja. (LHS)
Relawan Demokrasi Jangan Asal-Asalan
Senin, 4 November 2013 12:47 WIB