Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan rencana penambahan dua SMAN Bali Mandara di luar Kabupaten Buleleng masih menunggu hasil studi yang dilakukan pada 2014.
"Karena setelah sekolah itu jadi, biaya operasionalnya `kan harus dipikirkan, sebab prinsipnya bersekolah di sana gratis. Membangun sekolahnya sih gampang tetapi setelah itu tidak mudah juga," katanya di Denpasar, Selasa.
Sebelumnya Fraksi PDI Perjuangan DPRD Bali meminta pihak eksekutif supaya membangun beberapa sekolah di kabupaten lain yang sejenis dengan SMA Bali Mandara di Kecamatan Kubutambahan Buleleng.
Di SMA tersebut, per tahun sebanyak 75 siswa-siswi dari keluarga tidak mampu mendapatkan pendidikan unggulan secara gratis hingga tamat dan diasramakan.
"Kami sudah memprogramkan pembangunan dua SMA Bali Mandara yang rencananya di Kabupaten Karangasem dan Bangli, tetapi studinya baru 2014," ujarnya.
Selain itu, kata Pastika, di tempat SMA Bali Mandara yang sekarang juga akan dibangun SMK yang akan menerima siswa sekitar 100 orang.
"Untuk SMK, pengkajiannya sudah selesai dan SDM juga sudah siap. Tinggal 2014 mulai membangun dan pertengahan 2015 sudah mulai menerima siswa," ucapnya.
Sedangkan pembangunan SMA Bali Mandara di luar Buleleng masih harus dilakukan studi karena anggaran yang diperlukan tidak sedikit.
"Rata-rata setiap siswa per tahun biayanya Rp30-50 juta. Itu sudah ditotal untuk biaya penginapan, pakaian, guru, pembangunan dan sebagainya. Untuk di Kubutambahan saja akan ada 175 siswa pada tiap angkatan," katanya.
Mantan Kapolda Bali itu menambahkan, saat awal pembangunan sekolah Bali Mandara per siswa dibutuhkan biaya Rp50 juta, namun setelah tahapan berjalan barulah sekitar Rp30 juta. (LHS)