Denpasar (ANTARA) - Sekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra di sela-sela peringatan Hari Anak Nasional Provinsi Bali mengatakan menghidupkan kembali konsep sekolah asrama SMA/SMK Bali Mandara adalah bentuk kepedulian terhadap anak.
“Untuk anak yang menghadapi persoalan kemiskinan, pendidikannya bagaimana supaya terjamin, Pemprov Bali sekarang mengaktifkan kembali sekolah SMA/SMK Bali Mandara,” kata dia di Denpasar, Rabu.
Diketahui SMA/SMK Bali Mandara mulanya dibangun dengan konsep asrama dan dikhususkan bagi siswa dengan keterbatasan ekonomi melalui seleksi ketat, namun sejak 2022 konsep tersebut diubah menjadi sekolah reguler.
Sekda Bali kemudian memastikan tahun ini sekolah tersebut telah kembali ke semula yang bertujuan untuk mengangkat derajat anak-anak yang masuk kategori miskin dengan dibiayai pemerintah.
Tahun ini SMA/SMK Bali Mandara menerima 170 siswa untuk SMA dan 190 siswa untuk SMK dengan sistem belajar asrama.
Menurut dia, bentuk kepedulian terhadap anak juga ditunjukkan Pemprov Bali ke anak kurang beruntung dari segi fisik dan mental dengan mendorong keberadaan yayasan dan menyalurkan bantuan alat bantu bagi anak penyandang cacat fisik, serta mengasuh anak-anak di panti anak di Singaraja.
Baca juga: Dewa Palguna: SMAN Bali Mandara bawa misi konstitusional
Terhadap anak-anak penyandang disabilitas yang memiliki kreativitas, Sekda Bali memberi kesempatan mereka berjualan di kegiatan-kegiatan yang digelar pemerintah daerah.
“Kami libatkan mereka di berbagai kesempatan, selalu kami kita siapkan, mereka berkreasi juga, bahkan punya nilai ekonomi,” ujarnya.
Dalam menyambut Hari Anak Nasional ini, Dewa Indra turut menekankan pentingnya pendidikan digital terutama literasi agar anak tidak salah dalam menggunakan internet.
Saat ini yang menjadi atensi Pemprov Bali perihal maraknya judi online yang terancam memapar anak atau pelajar, selain itu penyebaran foto maupun tindakan pornografi yang diakses di gawai masing-masing.
Baca juga: Fraksi DPRD desak Pj Gubernur kembalikan fungsi SMAN Bali Mandara