Denpasar (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Bali mengatakan akan memprioritaskan disabilitas dan siswa miskin ekstrem dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024.
Kepala Disdikpora Bali KN Boy Jayawibawa di Denpasar, Jumat, menyebut skema dalam penerimaan peserta ini sedang disusun dalam perancangan petunjuk teknis.
“Petunjuk teknis yang baru sesuai arahan Gubernur Bali untuk siswa miskin ekstrem, disabilitas, dan yatim piatu, akan diprioritaskan,” kata dia.
“Petunjuk teknisnya sedang digodok, semoga setelah diskusi dengan Pj Gubernur Bali juknis akan disosialisasikan,” sambungnya.
Kepala Disdikpora Bali belum dapat memastikan persentase yang akan diberikan untuk calon peserta didik dengan jalur disabilitas dan miskin ekstrem, lantaran proses PPDB 2024 sendiri masih berlangsung cukup lama yaitu Juni 2024.
Baca juga: Disdikpora Badung sosialisasikan sistem penerimaan peserta didik baru
Sementara itu disinggung soal rencana membangkitkan kembali SMA/SMK Bali Mandara dengan konsep lama yaitu asrama bagi siswa miskin ekstrem, Boy menyebut prosesnya masih berlangsung.
“Belum, masih berproses itu di Mendagri, tapi kita lapor ke Pak Pj Gubernur dulu, saya sendiri belum dapat suratnya nanti lah mungkin surat ke Pj dulu,” ujarnya.
Kepada media Boy mengatakan sembari menyusun petunjuk teknis juga membahas soal membangkitkan SMA/SMK Bali Mandara, dimana pada bulan lalu mereka sudah rapat koordinasi membahas itu.
“Sempat bulan lalu rapat koordinasi terkait urusan itu. Rapatnya membahas rencana sekolah khusus Bali Mandara tapi belum ada (kelanjutan),” kata dia.
Jika berkaca dari PPDB 2023, Disdikpora Bali membagi jalur masuk dalam empat kategori yaitu 15 persen untuk jalur afirmasi, 50 persen jalur zonasi, 50, 5 persen jalur perpindahan tugas orang tua, dan 30 persen jalur prestasi.
Baca juga: Disdikpora Bali sebut setiap siswa miskin wajib diterima dalam PPDB 2024