Jakarta (Antara Bali) - Jumlah gajah di Taman Nasional Tesso Nilo, Pekanbaru bertambah satu dengan kelahiran seekor anak gajah berjenis kelamin betina seberat 90 kilogram pada 7 Agustus 2013.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Kemal Amas dalam siaran pers yang diterima pada Kamis di Jakarta menyatakan anak gajah itu lahir dalam kondisi sehat, dan itu merupakan kelahiran anak gajah yang keempat bagi Tim Flying Squad sejak beroperasi di Taman Nasional Tesso Nilo pada 2004.
"Kelahiran anak Gajah Flying Squad di Taman Nasional Tesso Nilo ini merupakan sebuah hadiah bagi upaya konservasi gajah. Hal itu juga berita gembira dari Tesso Nilo mengingat tingginya angka kematian gajah di kawasan hutan tersebut dua tahun belakangan ini," kata Kemal.
Dia menjelaskan "Flying Squad" adalah tim penanganan konflik antara manusia dan gajah yang bekerjasama dengan WWF Indonesia, Kementerian Kehutanan, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, dan Balai Taman Nasional Tesso Nilo.
Menurut seorang Mahout (perawat gajah) Erwin Daulay di Tesso Nilo, induk gajah bernama Ria memang nampak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan dalam satu bulan terakhir.
Dia mengatakan, kehamilan seekor gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis) pada umumnya berkisar antara 20 hingga 22 bulan dan para mahout memperkirakan bahwa kehamilan Ria sudah memasuki bulan-bulan terakhir menjelang Hari Idul Fitri.
Meskipun sudah diprediksi gajah betina itu akan melahirkan, kata Erwin, para mahout tidak bisa mengetahui waktunya secara tepat sehingga mahout pun tetap melakukan perawatan rutin.
"Saat pertama kali terlihat, tidak seperti biasanya Ria menghindar. Kemudian, muncul seekor gajah kecil disampingnya. Tim Flying Squad dengan hati-hati membimbing Ria dan anaknya menuju 'camp' yang berjarak 700 meter dari lokasi," ujarnya.
Ahli Spesies dari WWF Indonesia Sunarto mengatakan kelahiran anak gajah itu juga merupakan "kado istimewa" dalam memperingati Hari Gajah Sedunia (World Elephant Day) yang jatuh pada 12 Agustus 2013.
"Kelahiran ini seolah membawa harapan baru bagi konservasi Gajah di Indonesia, khususnya di Taman Nasional Tesso Nilo," katanya.
Dia menyebutkan 12 ekor gajah ditemukan mati di Tesso Nilo sepanjang tahun 2012, dan tiga ekor pada 2013, dimana sebagian besar kematian gajah-gajah tersebut disebabkan oleh racun.
Balai Taman Nasional Tesso Nilo dan Balai Besar KSDA Riau pun sedang mengupayakan penegakan hukum terhadap kematian gajah di Tesso Nilo. (*/DWA)
Gajah Tesso Nillo Bertambah
Kamis, 22 Agustus 2013 19:30 WIB