Kendari (Antara Bali) - Sebanyak 35 orang penumpang kapal layar mewah (yacth) peserta Sail Komodo 2013, ikut memeriahkan tradisi 'Bangka Mbule-mbule' di Mandati, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis.
Kepala Bagian Infokom Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kabupaten Wakatobi La Ode Ifi melalui telepon dari Wakatobi Kamis sore mengatakan tradisi 'Bangka Mbule-mbule' yang digelar di Mandati tersebut diikuti ratusan perahu nelayan masyarakat Wakatobi.
"Mbangka Mbule-mbule merupakan tradisi masyarakat Wakatobi melarung sesajen di tengah laut yang diarak ratusan bahkan ribuan perahu nelayan," katanya.
Dalam tatanan masyarakat Wakatobi, kata dia, sesajen yang dilarung di tengah laut tersebut sebagai permohonan kepada penguasa alam laut agar melimpahkan rejeki para nelayan saat melaut.
Selain itu ujarnya, sesajen yang dilarung juga sebagai permohonan kepada penguasa alam laut agar menjauhkan para nelayan dari marabahaya gelombang laut perairan laut Wakatobi yang pada kondisi tertentu sangat ganas.
"Nelayan Wakatobi menggelar ritual 'Mbangka Mbule-mbule' sekali dalam setahun," kata Ifi.
Ritual tersebut kata dia, digelar pada setiap musim paceklik ikan dan kondisi wilayah perairan laut Wakatobi sedang tidak bersahabat.
"Tradisi Mbangka Mbule-mbule yang digelar di Mandati Kamis sore ini, merupakan rangkaian dari Festival Budaya Wakatobi yang dipertontonkan kepada para penumpang kapal layar mewah peserta Sail Komodo yang singgah di Wakatobi," katanya.
Selain tradisi 'Mangka Mbule-mbule' para turis mancanegara itu kata Ifi juga disuguhi dengan berbagai tradisi budaya Wakatobi lainnya seperti 'posepa', Kabuenga dan sejumlah tari-tarian khas daerah setempat.
Menurut dia, Festival Budaya Wakatobi saat ini sudah masuk dalam kalender Pariwisata Nasional yang digelar pada setiap bulan Agustus. (*/DWA)