Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali menargetkan penambahan 18 desa sadar lingkungan setiap tahun untuk mempercepat penanganan sampah plastik di Pulau Dewata.
"Desa sadar lingkungan yang sudah ada umumnya baru menjadi proyek percontohan, dan kami menargetkan setiap tahun terbentuk 18 desa sadar lingkungan," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali I Nyoman Sujaya, di Denpasar, Senin.
Menurut dia, kendala utama penanganan sampah, termasuk sampah plastik terletak pada kesadaran masyarakat. Oleh karena itu, kalau sudah terbentuk desa sadar lingkungan diharapkan dapat langsung menyentuh masyarakat.
"Rata-rata produksi sampah plastik di Bali mencapai 90 ton per hari, sementara yang baru bisa ditangani oleh pabrik pengolahan sampah plastik di Tabanan baru sekitar 30 ton per hari," ujarnya.
Oleh karena itu, Sujaya mengharapkan keikutsertaan masyarakat melalui desa sadar lingkungan dan kalangan lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk mengatasi permasalahan sampah.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk lebih serius memerhatikan persoalan sampah. Program-program pelestarian lingkungan dan desa sadar lingkungan pun akan kami masukkan dalam evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah," katanya.
Ia menambahkan desa sadar lingkungan yang sudah terbentuk rutin mendapat fasilitas pembinaan dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali dan pendampingan pemerintah kabupaten/kota. (LHS)