Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota Denpasar, Bali, menilai ajang pariwisata Sanur Village Festival (SVF) 2025 membawa dampak positif untuk meningkatkan kunjungan dan lama tinggal wisatawan selama berlibur di Pulau Dewata.
"Dalam industri pariwisata itu perlu atraksi salah satunya melalui SVF ini yang menjadi daya tarik tersendiri," kata Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kota Denpasar Ketut Trisna Aryani di Sanur, Denpasar, Bali, Senin.
Ajang tahunan tersebut diharapkan meningkatkan hingga 10 persen dari rata-rata lama tinggal khususnya di wilayah Denpasar dan sekitarnya yakni wisatawan Australia dengan kisaran enam hingga tujuh hari.
Begitu juga wisatawan asal Eropa yang rata-rata lama tinggal di Bali mencapai 12 hari.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pembangunan Sanur selaku penyelenggara SVF, Ida Bagus Gede Sidharta Putra menjelaskan ajang itu juga membawa dampak ekonomi kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Ia menjelaskan pada penyelenggaraan 2024, ajang itu mencatat volume transaksi UMKM langsung di lokasi mencapai Rp2,5 miliar.
Ia pun optimistis pada tahun ini juga meningkatkan nominal transaksi UMKM selama ajang itu diadakan kawasan Muntig Siokan, Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar, 7-8 November 2025.
Ada pun agenda yang diadakan yakni kuliner termasuk makanan khas Bali, pertunjukan seni dan budaya, UMKM, musik hingga gaya hidup berkelanjutan.
Aneka lomba juga diadakan seperti lomba lari menjelang matahari terbenam, lomba foto, memasak, hingga lomba barista.
"SVF ini berguna untuk mendongkrak kunjungan khususnya di kawasan Sanur," ucap Sidharta.
Tahun ini, SVF memasuki ajang ke-18, kembali menghadirkan komunitas musik lintas jenis generasi melalui Bali Rockin Blues.
Rencananya, akan ada hingga 12 grup musik lokal tampil membawakan berbagai aliran musik tidak hanya rock dan blues tapi juga lagu daerah.
Ia berharap ajang itu tidak hanya hiburan tapi juga menjadi ruang musisi lokal untuk tampil di panggung profesional.
