Denpasar (ANTARA) - Komisi IV DPRD Bali meminta Disdikpora Bali agar segera mengisi kekosongan kepala sekolah yang sejak 2024 lalu masih ditempati pelaksana tugas.
“Ya memang dari dulu sudah kosong, kita kan sudah rapat tiga kali dengan Disdikpora Bali, kebetulan kami jalan (turun ke daerah) banyak sekali pelaksana tugas kepala sekolah,” kata Ketua Komisi IV DPRD Bali I Nyoman Suwirta, di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, banyaknya pelaksana tugas kepala sekolah pada jenjang SMA/SMK/SLB ini tersebar di seluruh kabupaten/kota, di mana dampaknya pada kualitas pendidikan.
“Bahkan, SLB juga pelaksana tugas, sehingga proses belajar mengajarnya kurang maksimal. Jadi, tentunya agar itu segera diisi,” ujarnya.
Suwirta mengatakan awalnya pada 2024 lalu mereka melakukan kunjungan ke sekolah di daerah dan mendapati kepala sekolah yang statusnya pelaksana tugas.
Setelah diunggah di media sosial akhirnya pelaksana tugas kepala sekolah lainnya berbondong-bondong melapor dan meminta DPRD Bali datang langsung dan melihat bagaimana pekerjaan yang harus mereka emban.
Atas temuan ini, DPRD Bali meminta pemerintah daerah segera mengangkat kepala sekolah SMA/SMK/SLB, apalagi pekan lalu Gubernur Wayan Koster sudah menyelesaikan pengisian jabatan tinggi pratama eselon dua.
“Belum diisi mungkin habis pengisian eselon dua kemarin, kini eselon tiga ya pak gubernur menindaklanjuti dengan penempatan tugas tambahan guru menjadi kepala sekolah,” kata Suwirta.
Merespons permintaan dewan, Kepala Disdikpora Bali KN Boy Jayawibawa membenarkan bahwa di seluruh kabupaten/kota terdapat sekolah yang dipimpin pelaksana tugas.
Ia menjelaskan kondisi ini karena menunggu hadirnya gubernur definitif dan proses mutasi kini tidak mudah, sementara sekolah-sekolah terkait kebanyakan tidak memiliki kepala sekolah karena pensiun.
“Kemarin ada aturan seperti itu ketika gubernur baru terpilih, dan harus lapor tidak bisa langsung mutasi, ada di kabupaten/kota seluruh Bali,” ujar Boy.
Adapun jumlah sekolah yang sementara dipimpin Plt sebanyak 30 sekolah terdiri atas 19 SMA, delapan SMK, dan tiga SLB.
Sebanyak 30 sekolah ini meliputi tiga sekolah di Kabupaten Badung, satu di Bangli, empat di Buleleng, tiga di Gianyar, dua di Jembrana, empat di Karangasem, tiga di Klungkung, enam di Tabanan, dan empat di Denpasar.