Jembrana, Bali (ANTARA) - Kepolisian Resor Jembrana, Bali melakukan rapat gabungan dengan sejumlah institusi terkait membahas pengamanan Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri yang waktunya berdekatan.
"Pada H-3 menjelang Hari Raya Idul Fitri bersamaan dengan pengerupukan atau malam menjelang Hari Raya Nyepi, hal ini menjadi tantangan tersendiri dari sisi pengamanan," kata Kapolres Jembrana Ajun Komisaris Besar (AKBP) Endang Tri Purwanto, saat rapat gabungan tersebut di Negara, Sabtu.
Dia mengatakan terkait Nyepi dan Idul Fitri yang waktunya berdekatan itu dibutuhkan pengamanan bersama-sama termasuk melibatkan desa adat, tokoh agama dan masyarakat, karena berbarengan dengan arus mudik.
Untuk itu, kata dia, pihaknya bersama institusi terkait sudah menyusun sistem agar keberangkatan pemudik tidak berbarengan dengan Hari Raya Nyepi.
"Kami juga melakukan sosialisasi agar masyarakat yang hendak mudik tidak berbarengan dengan Nyepi. Karena pada hari raya itu, pelabuhan akan ditutup sesuai aturan Nyepi," katanya.
Hal yang sama juga disampaikan Komandan Kodim 1617 Jembrana Letnan Kolonel Infanteri M. Adriansyah. Menurutnya, seluruh pihak terkait sudah melakukan inovasi agar tidak muncul gangguan keamanan saat arus mudik dan Nyepi.
"Sekarang yang harus dilakukan adalah koordinasi yang terus menerus antar pihak terkait, agar arus mudik dan Nyepi berjalan aman sesuai harapan," katanya.
Sedangkan Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan yang juga hadir dalam rapat koordinasi ini mengatakan pihaknya sudah menyiapkan sejumlah fasilitas untuk menunjang kelancaran arus mudik seperti kantong parkir dan posko kesehatan.
"Kabupaten Jembrana dengan Pelabuhan Gilimanuknya menjadi jalur utama arus mudik Hari Raya Idul Fitri. Kami dari Pemkab Jembrana memberi dukungan agar arus mudik lancar," katanya.
Dalam rapat ini, institusi terkait seperti BMKG, PT ASDP Indonesia Ferry hingga Majelis Desa Adat (MDA) menyampaikan pemaparan mereka agar arus mudik lancar dan aman.
Khusus majelis desa adat menyampaikan jadwal arak-arakan ogoh-ogoh yang bisa disosialisasikan kepada pemudik, agar tidak berangkat berbarengan dengan kegiatan tersebut.
Rapat koordinasi gabungan ini menghasilkan sejumlah kesepakatan antara lain menerbitkan surat seruan bersama terkait toleransi antar umat beragama saat Nyepi dan Idul Fitri, melibatkan pecalang dan organisasi kepemudaan dalam pengamanan wilayah, serta pengerahan armada kapal dengan kapasitas angkut yang besar di Pelabuhan Gilimanuk.
Dalam berbagai kesempatan Endang mengimbau pemudik untuk berangkat lebih awal agar tidak bersamaan dengan Hari Raya Nyepi.