Pemerintah Kabupaten Badung, Bali mendukung proyek pembangunan transportasi Bali Subway salah satunya dengan menyediakan lahan untuk pembangunan Transit Oriented Development (TOD) atau kawasan berorientasi transit di sentral parkir Kuta.
“Sebagai bentuk komitmen kami, pembangunan TOD ini bertempat di lahan milik Pemkab Badung yang berkolaborasi dengan Pemprov Bali menyediakan lahan dua hektar dan Pemprov Bali seluas lima hektar,” ujar Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta di Badung, Rabu.
Pembangunan sistem transportasi Bali Subway dimulai dengan ritual upacara Pengeruwakan sekaligus Peletakan Batu Pertama Pembangunan TOD Sentral Parkir Kuta.
Fase pertama Bali Subway akan melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai-Central Parkir Kuta-Seminyak-Berawa-Cemagi dengan total jarak 16 kilometer.
Selanjutnya, rute fase kedua adalah Bandara I Gusti Ngurah Rai-Jimbaran-Universitas Udayana-Nusa Dua, dengan total jarak 13,5 Kilometer. Fase ketiga akan mengambil rute Central Parkir Kuta-Sesetan-Renon-Sanur. Sedangkan fase keempat meliputi Renon-Sukawati-Ubud.
Baca juga: Sekda Bali: Proses lelang investasi LRT sampai Juni 2024
Baca juga: Sekda Bali: Proses lelang investasi LRT sampai Juni 2024
Bupati Giri Prasta mengatakan Pemkab Badung berkomitmen untuk mendukung pembangunan proyek TOD yang merupakan sebuah pengelolaan tata kota yang masuk pada tata ruang yang mana akan berhubungan dengan transportasi.
Menurut dia, dengan berpegang pada prinsip estetika, keindahan dan keasrian Pulau Dewata ini, maka modernisasi pembangunan itu dilakukan di bawah tanah.
“Dengan menggunakan prinsip Business To Business, ke depannya ini juga tidak akan membebani atau terkait dengan APBD kabupaten maupun provinsi. Proyek ini murni dilakukan untuk memberikan kenyamanan, kemudahan, mengurangi polusi dan menghemat energi,” kata dia.
Ia menjelaskan proyek itu juga berorientasi bukan hanya ke para wisatawan tetapi berorientasi ke masyarakat, dimana pembangunan proyek ini akan memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada masyarakat.
“Apabila kunjungan wisatawan meningkat, ini juga akan meningkatkan penerimaan pajak hotel dan restoran yang mana juga untuk masyarakat. Dan kami pastikan juga tarif subway ini akan terjangkau untuk masyarakat,” kata dia.
Baca juga: Dishub Bali sebut pembangunan LRT dimulai September 2024
Baca juga: Dishub Bali sebut pembangunan LRT dimulai September 2024
Pj. Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya mengungkapkan ini mendapatkan informasi bahwa investor PT. BIP, dan PT. Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) telah memesan delapan Tunnel Boring Machine (TBM) atau alat pengebor terowongan untuk proyek tersebut.
“Di Jakarta hanya menggunakan dua TBM, sementara di sini langsung delapan. Saya juga mendapat laporan bahwa bulan April nanti alat pengebor terowongan akan datang dengan diameter 7,2 meter, lebih besar dari MRT Jakarta yang berdiameter 6,4 meter. Ini berarti PT. SBDJ dan mitra strategisnya sungguh luar biasa. Saya katakan, Bali harus memiliki yang terbaik, tidak boleh setengah-setengah,” ungkap dia.
Dirut PT. SBDJ Ari Askhara menambahkan kolaborasi dalam proyek itu merupakan hasil inisiatif strategis dan terobosan Pemprov Bali khususnya dalam mengatasi stagnasi penyediaan layanan transportasi publik dan keterbatasan kemampuan anggaran daerah.
Nantinya, kedalaman tanah dalam pengerjaan konstruksi ini direncanakan sedalam 30 meter dan pembangunan jalur bawah tanah nantinya menggunakan jalur ganda dengan ukuran standar 1.435 mm dalam pekerjaan struktur stasiun Bali Urban Subway koridor.
“Untuk kebutuhan peralatan mendatangkan TBM yang akan disebar di beberapa titik sehingga penyelesaian proyek Bali Subway ini tepat waktu dan bisa menjaga momentum dan harapan masyarakat Bali untuk kemacetan parah di Bali,” kata dia.