Denpasar (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Endang Retno Sri Subiyandani mengatakan kenaikan tarif parkir sejak 1 Mei 2024 lalu masih berpengaruh ke inflasi Kota Denpasar pada Juni 2024 secara tahunan (yoy).
Ia di Denpasar, Senin, membeberkan secara tahun ke tahun dari empat kota/kabupaten yang didata, Denpasar mengalami inflasi tertinggi yaitu 3,18 persen, disusul Badung 2,75 persen, Singaraja 2,14 persen, dan Tabanan 1,96 persen.
“Kalau tarif parkir memang berpengaruh terhadap inflasi di Denpasar, jadi di kondisi bulan Juni 2024 Denpasar kondisi inflasi secara tahunan itu paling tinggi,” kata dia.
Dampak kenaikan tarif parkir sendiri sudah terasa sejak Mei 2024, dimana saat itu hanya Denpasar yang mengalami inflasi sementara tiga kabupaten/kota lainnya deflasi.
BPS Bali mencatat secara keseluruhan di Bali Juni 2024 terjadi inflasi tahunan sebesar 2,71 persen dengan komoditas beras pemberi andil utama 0,59 persen.
Baca juga: BPS Bali catat hanya Kota Denpasar alami inflasi menyusul kenaikan tarif parkir
Endang menyebut kenaikan tarif parkir juga mempengaruhi inflasi Bali bulan Juni 2024 dengan menempati posisi kedua dengan 0,10 persen, disusul cabai merah 0,10 persen, sigaret kretek mesin 0,10 persen, dan minyak goreng 0,09 persen.
Jika secara bulanan, BPS Bali justru melihat Bali mengalami deflasi selama Juni sebesar 0,55 persen yang dipengaruhi oleh komoditas bawang merah 0,25 persen, diikuti tomat 0,19 persen, sawi hijau 0,04 persen, kol putih atau kubis dan buncis dengan andil deflasi masing-masing 0,03 persen.
Secara kota/kabupaten untuk kondisi bulan ke bulan Denpasar sudah masuk deflasi namun masih deflasi terendah dengan 0,32 persen.
Deflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Tabanan 1,09 persen, Badung 0,63 persen, dan terakhir Singaraja 0,53 persen.
Baca juga: BPS Bali catat inflasi beras April turun dampak panen raya