Denpasar (ANTARA) - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mencatat pengerukan alur dan kolam proyek Bali Maritime and Tourism Hub (BMTH) di Pelabuhan Benoa, Denpasar, sudah mencapai 81 persen per Mei 2024.
Direktur Investasi Pelindo Boy Robyanto di Denpasar, Sabtu, menjelaskan pihaknya mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,2 triliun yang sudah dimanfaatkan optimal untuk pengerukan kolam dan alur.
“PMN ini menjadi amanat negara kepada kami yang harus kami optimalkan seefisien mungkin dalam investasi BMTH ini agar manfaatnya juga sesuai dengan rencana yaitu pengembangan wisata jalur maritim di Indonesia khususnya Bali,” kata Boy dalam keterangan pers.
BUMN itu mengupayakan penggunaan dana PMN itu akan mencapai 100 persen sampai dengan akhir 2024.
Pengerukan alur telah memberikan dampak positif bagi Pelabuhan Benoa, di antaranya dapat melayani kapal pesiar sandar berukuran jumbo dengan panjang lebih dari 317 meter yaitu Celebrity Solstice pada akhir 2023.
Sebelum dilakukan pengerukan, Pelabuhan Benoa hanya mampu menerima kunjungan kapal pesiar berukuran panjang hingga 200 meter.
Kemajuan proyek tersebut juga mendapat perhatian dari Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI yang meninjau BMTH pada Kamis (20/6).
Ketua BAKN DPR RI Wahyu Sanjaya memberikan apresiasi atas pemanfaatan uang negara yang sudah dilaksanakan dengan baik.
Wahyu menyebutkan pemanfaatan uang negara yang maksimal untuk investasi itu diharapkan mampu meningkatkan ekonomi dan pariwisata Bali.
Ia pun berpesan agar investasi dilakukan sesuai tata kelola perusahaan yang baik.
“Penggunaan PMN pada BMTH di Pelindo saya kira tidak ada temuan, sehingga kami mengapresiasi dan berpesan terkait PMN yang diterima agar tetap dikelola dengan baik,” katanya.
Pusat Pariwisata Maritim Bali (BMTH) merupakan ekosistem yang mengintegrasikan sektor pariwisata, pelabuhan, dan hiburan.
Pada 2023, BMTH mampu mendatangkan 45 kapal pesiar dan penumpang kapal pesiar hingga 78 ribu orang wisatawan asing.