Singaraja (Antara Bali) - Mutasi 339 guru sekolah dasar berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di Kabupaten Buleleng, wilayah utara Bali, rawan adanya penyimpangan.
Bahkan diperoleh informasi bahwa sejumlah guru akan menggelar unjuk rasa untuk memprotes kebijakan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana di Singaraja, Senin (11/2).
"Terkait adanya ketidakpuasan pihak-pihak tertentu dalam mutasi kali ini akan dilakukan evaluasi kembali, termasuk memberikan catatan secara khusus," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng Dewa Manuaba di Singaraja, Minggu.
Menurut dia, mutasi guru SD dilakukan secara menyeluruh di sembilan kecamatan di Kabupaten Buleleng. "Mutasi ini untuk penyegaran organisasi, pengisian jabatan, dan promosi kepangkatan. Tidak ada titip-titipan. Setelah guru SD, mutasi akan kami lakukan untuk guru SMP dan SMA/SMK," kata Manuaba.
Berdasarkan data Badan Kepegawaian Daerah (BLD) Kabupaten Buleleng, mutasi terbanyak terhadap para pengawas dan penilik SD tercatat di Kecamatan Sukasada yang mencapai 39 orang.
Disusul oleh Kecamatan Buleleng sebanyak 35 orang dan Kecamatan Banjar (31). Untuk kepala sekolah dan guru SD pergeseran tertinggi terjadi di Kecamatan Buleleng sebanyak 26 orang, Kecamatan Seririt (21), dan Kecamatan Gerokgak (19).
Kepala BKD Kabupaten Buleleng, Made Rousmini, menambahkan bahwa mutasi itu sudah melalui pembahasan di Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat). (MDE/M038/T007)
Mutasi Ratusan Guru Rawan Penyimpangan
Minggu, 10 Februari 2013 19:40 WIB