Denpasar (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja menyampaikan pulihnya ekonomi Bali seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan turut mendongkrak kebutuhan uang di provinsi ini pada 2023.
"Sepanjang tahun 2023, jumlah kebutuhan uang di Provinsi Bali meningkat sebesar 7,1 persen (yoy), yakni dari Rp12,8 triliun di tahun 2022 menjadi Rp13,7 triliun di tahun 2023," kata Erwin, di Denpasar, Rabu.
Kenaikan kebutuhan uang tahun 2023, salah satunya berasal dari momentum Hari Raya Natal dan akhir tahun 2023 yang mencapai Rp2,8 triliun atau meningkat sebesar 18,0 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang mencapai Rp2,4 triliun.
Selain itu, peningkatan kebutuhan uang selama 2023 sejalan dengan membaiknya perekonomian di Provinsi Bali serta pencairan Bantuan Langsung Tunai (BLT) ke masyarakat.
"Pulihnya ekonomi Bali seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata," ujarnya.
Baca juga: BI Bali: Harga cabai dan bawang merah bisa picu inflasi di Januari 2024
Erwin menambahkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode Januari-November 2023, jumlah kunjungan wisman ke Bali sebanyak 4,8 juta orang atau meningkat signifikan sebesar 169,4 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang mencapai 1,8 juta orang.
Sejalan dengan itu, transaksi non-tunai di Bali juga mengalami peningkatan selama tahun 2023. Penggunaan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) menunjukkan lonjakan yang signifikan, baik dari sisi jumlah/volume maupun nominal transaksi.
Volume transaksi kartu ATM/Debet meningkat 11,6 persen (yoy) dari Rp144,1 triliun pada Januari-November 2022 menjadi Rp152,9 triliun pada Januari-November 2023.
Selain itu, kata Erwin, volume transaksi kartu kredit juga meningkat 23,6 persen (yoy) dari 4,6 triliun pada Januari-November 2022 menjadi Rp5,7 triliun transaksi pada Januari-November 2023.
Sementara itu, dari sisi nominal, transaksi kartu ATM/Debet meningkat 10,0 persen (yoy) dari Rp150,9 triliun pada Januari-November 2022 menjadi Rp166 triliun pada Januari-November 2023.
Selain itu, nominal transaksi kartu kredit meningkat 38,7 persen (yoy) dari Rp4,2 triliun pada Januari-November 2022 menjadi Rp5,8 triliun pada Januari-November 2023.
"Transaksi non-tunai Bali pada Desember 2023 diperkirakan juga meningkat sejalan dengan perayaan natal dan Tahun Baru 2024," ujar Erwin.
Baca juga: BPD Bali dapat insentif dari Bank Indonesia
BI: Ekonomi Bali pulih dongkrak kebutuhan uang pada 2023
Rabu, 10 Januari 2024 18:24 WIB