Denpasar (Antara Bali) - Institut Seni Indonesia Denpasar terpilih menjadi wakil Asia untuk mengikuti festival internasional musik perkusi di Denmark.
"Keikutsertaan tim ini merupakan wujud dari ISI Denpasar yang akan 'go international'. Festival ini diikuti para musisi perkusi dari Amerika, Eropa, Afrika dan Asia," kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Wayan Rai S, MA di Denpasar, Minggu.
Sebanyak 23 anggota rombongan dari ISI Denpasar akan tampil, dengan diikuti rektor, pembantu rektor, ketua jurusan karawitan, para dosen serta 19 orang mahasiswa dari Fakultas Seni Pertunjukan. Mereka akan berangkat 27 Januari dan kembali ke Indonesia 9 Februari 2010.
Menurut Wayan Rai, kegiatan ini akan mampu memberi pengalaman dan manfaat yang besar, khususnya bagi mahasiswa ISI Denpasar, karena mereka dapat berinteraksi dengan para seniman kelas dunia di negara lain.
Selain pementasan, tim ISI Denpasar juga diundang untuk memberikan ceramah dan melakukan lokakarya bersama dengan para dosen dan mahasiswa dari "The Royal Denish Academy of Music", Kopenhagen.
"Kunjungan ini juga sebagai tindak lanjut rencana penandatanganan MoU antara ISI Denpasar dengan 'The Royal Denish Academy of Music', Kopenhagen yang merupakan perguruan tinggi terkemuka di dunia," katanya.
Ia menegaskan, kerja sama yang memungkinkan dapat terjalin, yaitu pertukaran dosen atau mahasiswa, penelitian bersama, serta kolaborasi seni, yang diharapkan dapat mempercepat visi ISI Denpasar untuk 'go international'.
Pembantu Rektor IV ISI Denpasar I Wayan Sweca, SSkar, MMus menambahkan, festival itu merupakan ajang yang memiliki nilai bergengsi, mengingat diikuti oleh sekitar 100 musisi dan penari kelas dunia.
"Mereka akan bertemu dan berbagi pengalaman dalam satu wadah pementasan. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan berkolaborasi yang inovatif dengan tim dari negara lain, selain gending-gending yang sudah disiapkan, seperti 'Kebyar Ding'," katanya.
Sweca menjelaskan, penjajakan dilakukan oleh tim monitoring dari Denmark sejak setahun yang lalu. Dari pantauan dan kunjungan mereka ke berbagai daerah di Indonesia, maka dipilihlah ISI Denpasar untuk mewakili Asia.
Ditambahkannya pula bahwa pemilihan pemain, baik penabuh maupun penari sangat selektif. Para penabuh usianya disyaratkan berusia tidak di atas 25 tahun, sementara penarinya tidak lebih dari 20 tahun.
"Sehingga potensi ini benar-benar ditujukan kepada generasi muda atau mahasiswa yang memiliki bakat seni. Di Denmark, ISI Denpasar sebagai lembaga pendidikan seni tak hanya tampil dalam ajang bergengsi tersebut, tapi juga menunjukkan kemampuan akademisnya, yaitu melaras gamelan yang ada di Denmark," katanya. (*)