Magelang (Antara Bali) - Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengatakan rintisan sekolah bertaraf internasional sebaiknya tidak diartikan sebagai sekolah elite karena anak orang tidak mampu bisa sekolah di tempat tersebut.
"Tentang keputusan Mahkamah Konstitusi yang menghapuskan RSBI saya tidak mampu berkomentar banyak, tetapi yang saya tahu RSBI untuk peningkatan kualitas pendidikan Indonesia termasuk Jawa Tengah," kata Bibit usai panen raya salak di Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Kamis.
Ia mengatakan, kadang orang menilai sesuatu dengan mendramatisir, padahal pelaksanaan di lapangan tidak begitu.
"Kita ini berbangsa dan bernegara dari kita untuk kita, kalau ada jelek, kurang sedikit mari bersama-sama diperbaiki. Bukannya kalau jelek terus dihujat tidak ada ampunan," katanya.
Menurut dia, RSBI bisa dipelihara supaya tumbuh dengan baik. Pada pelaksanaannya RSBI juga memberi peluang kepada anak orang tidak mampu, setengah mampu maupun mampu.
"Saya harapkan yang mengikuti program RSBI adalah anak-anak yang pandai karena itu sumber 'excellent', jadi sumbernya orang pandai," katanya.
Ia berharap dengan RSBI atau lainnya mudah-mudahan bisa semakin menyempurnakan kurikulum, kualitas guru, dan sarana prasarana sehingga anak didik menjadi pandai, berbudi luhur, dan berpengetahuan luas. (LHS/T007)