Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mandiri Tbk mencatatkan pertumbuhan laba bersih secara konsolidasi sebesar 24,9 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp25,2 triliun hingga Juni 2023.
“Pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi baru Bank Mandiri yang berfokus pada ekosistem, baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Senin.
Darmawan mengatakan untuk kredit perbankan tumbuh secara konsolidasi sebesar 11,8 persen yoy menjadi Rp1.272,07 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan industri perbankan pada Juni 2023 yang berada di level 7,8 persen.
Secara rinci, pertumbuhan kredit perbankan ditopang oleh segmen kredit komersial yang meningkat 18,9 persen yoy menjadi Rp215,7 triliun. Kemudian, kredit usaha mikro, kecil, dan menegah (UMKM) naik 11,7 persen yoy menjadi Rp72,3 triliun. Sementara itu, kredit segmen konsumer meningkat 11,3 persen yoy menjadi Rp106 triliun, katanya.
Menurut Darmawan, kinerja positif perbankan juga terlihat pada sisi profitabilitas yang terus meningkat. Return on Equity (ROE) Tier-1 bank only telah menyentuh 25,8 persen atau naik 275 basis poin (bps) secara yoy. Sementara posisi net interest margin (NIM) bank only terjaga solid di level 5,30 persen.
Baca juga: Bank Mandiri bidik nabasah dengan basis wilayah untuk genjot KUR
Di sisi lain, total dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi Bank Mandiri tumbuh positif 8,47 yoy, dari Rp1.318,42 triliun pada kuartal II-2022 menjadi Rp1.430,13 triliun pada kuartal II-2023. Pertumbuhan DPK ditopang oleh dana murah atau current account and saving account (CASA).
Ia mengatakan perbankan melihat pertumbuhan DPK didorong oleh kinerja layanan digital Livin’ dan Kopra by Mandiri. Bank Mandiri mengelola lebih dari 1,3 miliar transaksi dengan total nilai mencapai Rp1.500 triliun atau naik 43,4 persen secara yoy melalui aplikasi.
Sedangkan layanan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri telah berhasil mengelola Rp9.262 triliun transaksi hingga kuartal II-2023 atau tumbuh 8,6 persen yoy, kata Darmawan.
Kemudian, tabungan Bank Mandiri secara konsolidasi tumbuh 5,80 persen yoy menjadi Rp 552,4 triliun dan giro secara konsolidasi melesat 21,2 persen yoy menjadi Rp 497,6 triliun.
Kualitas aset Bank Mandiri juga masih terjaga di tengah ketidakpastian global. Hal itu tercermin pada rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) Bank Mandiri melandai ke level 1,53 persen per Juni 2023, turun 94 basis poin (bps) dari catatan periode Juni 2022 sebesar 2,47 persen.
Baca juga: Perbankan ajak masyarakat Bali transaksi digital saat libur Lebaran
Pencadangan NPL Coverage ratio bank only berada di level 342,2 persen, meningkat dari posisi kuartal II tahun sebelumnya yang sebesar 274,5 persen.
Sementara posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 Bank Mandiri makin melandai menjadi Rp 26,6 triliun.
Adapun biaya kredit atau cost of credit (CoC) Bank Mandiri secara bank only pun mampu ditekan menjadi 0,98 persen per Juni 2023, jauh lebih baik bila dibandingkan periode setahun sebelumnya 1,27 persen, ujar Darmawan.