Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Klungkung, Bali, menargetkan Festival Semarapura 2025 dapat menarik nilai transaksi keuangan termasuk UMKM mencapai Rp10 miliar atau meningkat dibandingkan pelaksanaan pada 2024 mencapai Rp4,7 miliar.
“Kami harap festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sebagai wadah edukasi dan apresiasi terhadap kekayaan budaya Semarapura,” kata Bupati Klungkung I Made Satria dalam keterangan pers di Denpasar, Bali, Rabu.
Ia mengharapkan festival ketujuh itu diharapkan memperkuat identitas budaya, meningkatkan pariwisata, dan mendorong partisipasi masyarakat melestarikan tradisi serta meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
Festival budaya yang mengusung konsep warisan kota tua itu menampilkan atraksi yang lebih besar dan atraktif di antaranya kekayaan seni budaya dan tradisi masyarakat Kota Semarapura, Klungkung.
Kemudian pentas musik, ekonomi kreatif lokal, pameran UMKM kriya, kuliner dan tur desa wisata.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Klungkung Ni Made Sulistiawati menambahkan ajang tersebut melibatkan sekitar 2.100 seniman dan pendukung acara.
Ia menambahkan ajang itu sekaligus sebagai promosi pariwisata untuk mengenalkan seni budaya dan destinasi wisata kabupaten tersebut.
“Selain itu untuk memberikan ruang bagi para seniman dan artis lokal Klungkung untuk berkreasi serta memberikan ruang bagi para UMKM ekonomi kreatif,” ucapnya.
Untuk meningkatkan keberlanjutan, festival itu menerapkan prinsip ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mendorong penggunaan bahan-bahan lokal.
Sebelumnya, Festival Semarapura dibuka Asisten Deputi Event Daerah Kementerian Pariwisata RI Reza Fahlevi bersama Bupati Klungkung I Made Satria, Wakil Bupati Klungkung Tjokorda Gde Surya pada Senin (28/4).
Festival itu dijadwalkan berlangsung hingga Kamis (1/5) di depan Monumen Ida Dewa Agung Jambe yang diperkirakan menarik sebanyak 20 ribu pengunjung lokal, wisatawan domestik dan mancanegara.
Tahun ini ajang tersebut mengambil tema Nayaka Maetala Udayana yang bermakna kebangkitan tanah kelahiran di tangan pemimpin bijaksana.
Baca juga: Digelar 1-7 Juni, Festival Film Internasional Bali targetkan enam ribu pengunjung
Baca juga: Festival Seni Budaya tampilkan kearifan lokal di kawasan Kuta