Denpasar (ANTARA) - BUMN PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Denpasar meningkatkan pengawasan operasional kapal selama 24 jam untuk mengantisipasi cuaca buruk terutama gelombang laut tinggi di Bali.
“Pengawasan secara visual dan menggunakan teknologi yang ada di sistem kami,” kata Kepala Pelni Cabang Denpasar Muhammad Ardiansyah di Denpasar, Senin.
Peningkatan pengawasan dilakukan setiap jam pada waktu jaga selama 24 jam nonstop, dari sebelumnya dilakukan pada jam tertentu saat keadaan normal menyesuaikan kondisi di lapangan.
Pihaknya juga mengawasi pelayaran kapal melalui sistem penelusuran yang dimiliki untuk mengetahui posisi terkini kapal.
Selain itu, lanjut dia, secara rutin kru kapal melaporkan kondisi kepada Pelni dan instansi terkait lainnya melalui komunikasi baik melalui telepon atau satelit.
Baca juga: BMKG: Ombak laut di jalur penyeberangan di Bali hingga 4 meter
Meski beberapa hari terakhir terjadi gelombang tinggi, hingga saat ini operasional pelayaran Pelni Denpasar masih berjalan normal.
“Sejauh ini masih aman, dari sisi jadwal masih tepat waktu. Namun memang kurang nyaman karena gelombang tinggi,” ucapnya.
Di sisi lain, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Benoa Denpasar mengeluarkan edaran kepada pengelola kapal cepat di wilayah kerja setempat untuk memperhatikan serta berpedoman kepada informasi perkembangan cuaca berdasarkan informasi BMKG terbaru.
Edaran yang ditandatangani Kepala KSOP Benoa Denpasar Sadeli pada Jumat (7/7) dikeluarkan mencermati perkiraan gelombang tinggi di Laut Bali, Selat Bali, Selat Badung, Selat Lombok, Selat Alas, Laut Sumbawa dan Samudera Hindia selatan Bali hingga NTB.
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan ombak laut penyeberangan di Bali 6 meter
Sementara itu, BMKG Wilayah III Denpasar memperkirakan hingga 13 Juli 2023, potensi ketinggian gelombang lait diperkirakan hingga enam meter di Perairan Selatan Bali, kemudian hingga empat meter di Selat Bali, Selat Badung dan Selat Lombok, dan di Laut Bali diperkirakan hingga 2,5 meter.
Pelni Denpasar mengoperasikan empat unit kapal yakni Kapal Motor (KM) Awu, KM Leuser, KM Binaiya, dan KM Tilongkabila melalui Pelabuhan Benoa Denpasar menuju sejumlah kota di Indonesia bagian timur.