Denpasar (ANTARA) - Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) Cabang Bali Denpasar Opik Taufik mengatakan agen perisai di daerah setempat menjadi ujung tombak untuk menggaet kepesertaan dari kelompok bukan penerima upah atau informal.
"Tanpa mereka (agen perisai) kami bukan apa-apa. Justru ujung tombak untuk akuisisi kepesertaan bukan penerima upah atau pekerja informal ada di agen perisai," kata Opik Taufik di Denpasar, Rabu.
Ia mengapresiasi atas kinerja agen perisai yang rata-rata dalam sebulan mampu mengakuisisi hingga 10 ribu peserta BPJS Ketenagakerjaan sehingga belum lama ini juga telah dilaksanakan pertemuan bersama ratusan agen perisai di daerah itu.
Ia menyadari dengan jumlah karyawan BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 60 orang tidak akan mampu menjangkau keseluruhan pekerja penerima upah di empat kabupaten/kota di Bali yang menjadi wilayah kerjanya sehingga melibatkan agen perisai.
Opik menambahkan, atas kontribusi dari agen perisai, maka Kantor Cabang Bali Denpasar bisa mendapatkan penghargaan sebagai kantor cabang terbaik ke-3 pada tahun 2022 untuk kelas kantor cabang utama. Kemudian pada tahun ini dari Januari-Mei ini ada di posisi pertama.
Baca juga: Pemprov Bali beri perlindungan Jamsostek untuk 32.273 rohaniawan
Ia mengemukakan kunci kinerja para agen perisai yakni memperbanyak jaringan, mengunjungi desa adat dan desa dinas, kemudian berkolaborasi dengan ke paguyuban-paguyuban dengan komunitas-komunitas sehingga bisa mendapatkan peserta sebanyak-banyaknya.
"Yang jelas kami menginformasikan bahwa mereka bukan hanya bekerja untuk mencari nafkah, tetapi yang mereka lakukan ini adalah pekerjaan mulia menginformasikan kepada masyarakat bahwa program BPJS Ketenagakerjaan ini sangat penting bagi kesejahteraan mereka ketika mereka mengalami risiko atas pekerjaannya," kata Opik.
Ia tidak memungkiri pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap program BPJS Ketenagakerjaan masih rendah. Oleh karena itu, agen perisai juga ikut meningkatkan branding BPJS Ketenagakerjaan di mata masyarakat
Selain itu, juga mengedukasi dan memberikan konsultasi program-program yang dimiliki BPJS Ketenagakerjaan.
"Kami tidak saja menargetkan pekerja harus menjadi peserta, tetapi minimal mereka harus mendengar bahwa di Indonesia ada program kebijakan ketenagakerjaan yang tentunya bermanfaat bagi para pekerja Indonesia," ujarnya.
Baca juga: BPJAMSOSTEK Denpasar ajak ikuti jejak usaha penerima penghargaan Paritrana
Untuk meningkatkan cakupan kepesertaan BPJAMSOSTEK yang dijangkau oleh agen perisai, pihaknya harus banyak memberikan informasi kepada mereka terkait dengan potensi-potensi yang bisa digarap.
Opik menambahkan, sektor pekerjaan dari peserta Bukan Penerima Upah (BPU) atau sektor informal itu terbanyak petani dan nelayan.
"Kami juga turun ke banjar-banjar ke desa adat. Para pemangku (rohaniawan) juga sudah banyak yang mendaftarkan diri. Jadi, intinya apapun pekerjaannya selama mereka menjalankan kegiatan perekonomian, maka dia bisa menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan secara mandiri," ucapnya.
Peserta BPU dapat minimal mengikuti dua program BPJS Ketenagakerjaan yakni Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian dengan besaran premi per bulan Rp16.800.
Jika memiliki kemampuan dipersilakan juga mengikuti tiga program dengan menambah program Jaminan Hari Tua dan menambah premi sebesar Rp20 ribu.
"Itu untuk upah yang paling kecil Rp1 juta tetapi kalau misalnya ada kemampuan untuk bisa meningkatkan dasar upah sebagai dasar perhitungan ketika mendapatkan klaim silakan dinaikkan preminya," kata dia.