Denpasar (ANTARA) - Satgas Penanganan COVID-19 Kota Denpasar meminta warga di Ibu Kota Provinsi Bali itu tetap taat melaksanakan protokol kesehatan setelah mudik dan berkumpul bersama keluarga pada Idul Fitri 1444 Hijriah.
"Kami tetap mengimbau masyarakat melaksanakan prokes apalagi setelah hari raya dan setelah mudik. Dengan demikian tidak terjadi peningkatan kasus COVID-19," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kota Denpasar I Dewa Gede Rai di Denpasar, Jumat.
Meskipun di sejumlah daerah di Tanah Air terjadi lonjakan penambahan kasus baru COVID-19, untuk di Kota Denpasar perkembangan kasus baru masih landai.
Dewa Rai mengatakan pada Jumat (28/4) ini tercatat penambahan kasus baru di Kota Denpasar sebanyak tiga orang.
Pihaknya pun meminta masyarakat agar mengikuti vaksinasi penguat (booster) kedua atau vaksinasi dosis 4 untuk penguatan imun tubuh dan antibodi mencegah penularan COVID-19.
Baca juga: Kadiskes: Vaksinasi COVID-19 di Denpasar tuntas 1,5 bulan
Capaian vaksinasi penguat kedua di Kota Denpasar hingga saat ini secara kumulatif baru diterima 10,72 persen atau 53.988 orang.
Cakupan ini terpaut jauh dibandingkan capaian vaksinasi dosis 1 yang diterima sebanyak 962.159 orang (152,28 persen), dosis 2 diterima 899.795 orang (142,41 persen) dan vaksinasi dosis 3 telah diterima 544.003 orang (108,02 persen).
Terkait cakupan vaksinasi dosis 4 yang telah diterima 53.988 orang tersebut terdiri atas kelompok petugas medis dan non-medis sebanyak 12.129 orang (100,81 persen) dan lansia sebanyak 6.780 orang (12,7 persen).
Selanjutnya pelayan publik sebanyak 17.486 orang (23,9 persen) serta masyarakat umum dan rentan sebanyak 17.593 orang (4,8 persen).
Baca juga: Bali terapkan batasan tarif tes RT-PCR Mandiri Rp900 ribu
"Vaksinasi booster kedua ini kami akan genjot terus dan setiap hari dibuka melalui fasilitas kesehatan yang ada," ujar birokrat yang juga Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kota Denpasar itu.
Dewa Rai berpandangan penyebab masih rendahnya cakupan vaksinasi penguat kedua karena kemungkinan masyarakat masih ada yang enggan terlebih vaksinasi COVID-19 tidak lagi menjadi kewajiban untuk syarat perjalanan.
"Ini mungkin yang menjadi penyebabnya sehingga masyarakat tidak sama semangatnya seperti yang booster pertama. Kasus COVID-19 dalam empat bulan terakhir juga melandai," katanya.