Badung (ANTARA) - Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan Pangan) Provinsi Bali Widiana Putra mengatakan akan ada penyaluran daging ayam dan telur khusus untuk penderita stunting di Pulau Dewata.
Pemberian bantuan pangan tersebut disampaikan Widiana saat dijumpai di pelepasan penyaluran cadangan beras pemerintah kepada keluarga penerima manfaat di Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
"Ini (penyaluran beras) kondisinya menyasar ke keluarga miskin, nanti berikutnya tambahan ada penyaluran daging ayam dan telur khusus untuk stunting, rencananya bulan April, Mei, dan Juni 2023," kata dia.
Kepada media, pejabat Pemprov Bali itu menjelaskan penyaluran bantuan pangan kepada penderita stunting akan melibatkan BUMD terkait pangan, di mana untuk data penerima saat ini sedang disusun oleh BKKBN Provinsi Bali.
Baca juga: BKOW Bali ajak perempuan di Buleleng ikut turunkan dan cegah stunting
"Datanya dari BKKBN, (termasuk) mana daerah yang stunting, jadi nanti ada totalnya," ujarnya.
Widiana menyampaikan belum ada jumlah pasti penerima bantuan pangan pada program baru itu, namun dipastikan bahwa setiap penerima akan diberikan 1 ekor daging ayam dan 10 butir telur.
Adapun tujuan dari program pemerintah pusat tersebut adalah untuk menekan angka stunting di Provinsi Bali, di mana hingga penghujung tahun 2022 tercatat stunting di Bali berada di angka 8 persen.
Prevalensi stunting di Pulau Dewata sendiri merupakan yang terendah di Indonesia, pada tahun sebelumnya persentase penderita stunting mencapai 10,9 persen, hingga akhirnya turun sebanyak 2,9 persen.
Berdasarkan data yang dihimpun TP PKK Provinsi Bali, meskipun penurunan signifikan terjadi, namun harus diakui bahwa sejumlah kabupaten masih menyisakan angka prevalensi stunting di atas 8 persen.
Kabupaten tersebut adalah Jembrana, Tabanan, Buleleng, Bangli dan Karangasem, dengan yang tertinggi ada di Jembrana.
Baca juga: Pemkab Badung catat terdapat 294 bayi stunting