Nusa Dua (Antara Bali) - Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadikan Konferensi "Quacquarelli Symonds Asia Pacific Professional Leaders in Education" (QS-APPLE) di Nusa Dua, 14-16 November, sebagai ajang untuk memperbaiki kualitas pendidikan berkelas dunia.
"Oleh karena itu, penunjukan kami sebagai tuan rumah penyelenggaraan konferensi ini merupakan sebuah kehormatan. Kami dapat berkontribusi dalam memfasilitasi perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia untuk membangun kerja sama internasional dan mempromosikan budaya Nusantara," kata Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto di sela-sela pembukaan Konferensi QS-APPLE di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Rabu.
Acara yang dibuka oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim itu merupakan konferensi tahun kedelapan, sedangkan IPB secara aktif berpartisipasi dalam konferensi pimpinan perguruan tinggi di kawasan Asia Pasifik itu sejak 2008.
"Sejalan dengan upaya tersebut, IPB memfasilitasi program-program studi untuk memperoleh akreditasi internasional. Sebagai contoh, kurikulum dari program sarjana Ilmu dan Teknologi Pangan telah disetujui oleh `International Food Technologist` yang bermarkas di Amerika Serikat," kata Herry.
Beberapa program studi di IPB saat ini memasuki tahap proses mendapatkan akreditasi internasional oleh lembaga-lembaga pemberi akreditasi dunia, seperti "American Board Engineering and Technology" di AS, "Australasia Veterinary Board Council" (Australia), ASEAN University Networks, "Institute of Marine Engineering Science and Technology" (Inggris), "Association to Advance Collegiate School of Business" (AS), dan "International Federation of Landscape Architect" (AS).
"Dalam konteks internasionalisasi IPB mendapatkan bintang lima berdasarkan pemeringkatan QS Star," katanya didampingi Wakil Rektor IPB Bidang Riset dan Kerja Sama Prof Anas M Fauzi.
Dalam konferensi tersebut perguruan tinggi negeri yang berdiri pada 1 September 1963 itu turut memperkenalkan berbagai temuan riset pada aspek keamanan pangan.
Beberapa produk dan inovasi IPB juga disajikan dalam stan pameran, di antaranya berbagai varietas padi, kedelai, buah-buahan, tropika, biofarmaka, dan produk diversifikasi pangan lainnya.
"Tahun ini kami menerima penghargaan nasional sebagai perguruan tinggi yang mendaftarkan paten terbanyak di Indonesia," kata Herry.
Pameran yang digelar di arena konferensi itu diikuti sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta di kawasan Asia Pasifik. Konferensi yang digelar QS sebagai lembaga pemeringkatan perguruan tinggi negeri di dunia itu dihadiri oleh 500 ahli pendidikan dari 48 negara.
Sementara itu, Wakil Mendikbud Musliar Kasim saat membuka konferensi tersebut mengakui bahwa di Indonesia masih terjadi kesenjangan antarperguruan tinggi.
"Mesekipun demikian, kami mempunyai tiga strategi untuk mengurangi disparitas itu, yakni peningkatan kualitas dan perluasan akses perguruan tinggi, mengembangkan sistem pendidikan yang relevan dengan tuntutan zaman, dan memperkuat pandangan masyarakat terhadap perguruan tinggi di Indonesia," katanya.(M038)