Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Bali Irjen Pol. Putu Jayan Danu Putra meminta segenap personel Kepolisian Daerah Bali untuk memaksimalkan penggunaan Command Centre ITDC dan Posko Command Center Polda Bali dalam pengamanan enam side event G20 di Nusa Dua, Badung, Bali.
"Saya meminta kepada semua pejabat operasi dan seluruh personel maksimalkan dukungan keamanan dan layanan operasi yang ada di posko operasi 911 Comannd Centre ITDC dan Posko Command Center Polda Bali dalam pengamanan sidside event G20," kata Kapolda Bali Irjen Pol. Putu Jayan Danu Putra saat apel pengecekan pasukan yang digelar di Lapangan Lagoon, Nusa Dua, Badung, Bali, Senin.
Command Centre atau pusat komando dalam operasi militer adalah suatu tempat atau lokasi komando, koordinasi dan pembuatan keputusan yang sifatnya cepat dalam mendukung atau merespons kejadian penting.
Command Centre berbasis pada integrasi data dari berbagai sumber yang akan diolah dan ditampilkan sesuai kebutuhan secara real-time dan dapat berfungsi sebagai dasbor yang sangat dibutuhkan oleh seorang pengambil keputusan.
Baca juga: 2.514 personel Polda Bali amankan enam kegiatan G20
Command Centre berbasis pada integrasi data dari berbagai sumber yang akan diolah dan ditampilkan sesuai kebutuhan secara real-time dan dapat berfungsi sebagai dasbor yang sangat dibutuhkan oleh seorang pengambil keputusan.
Baca juga: 2.514 personel Polda Bali amankan enam kegiatan G20
Kapolda Bali menyatakan akan ada lima Kementerian yang akan melaksanakan kegiatan di Bali dan dihadiri oleh lebih dari 1.600 orang tamu undangan baik VIP maupun delegasi masing-masing negara.
Seluruh kegiatan tersebut, kata dia, akan diselenggarakan di enam lokasi kegiatan dan sepuluh fieldtrip dan empat lokasi gala dinner. Di samping itu juga, terdapat 11 lokasi penginapan di kawasan ITDC Nusa Dua yang akan digunakan oleh para tamu Konferensi Tingkat Tinggi G20.
"Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu adanya perhatian khusus dari semua anggota Polda Bali. Dengan bertambahnya rangkaian event G20 di wilayah Bali menandakan bahwa puncak pelaksanaan KTT G20 pada bulan November 2022 nanti telah semakin dekat," kata Irjen Pol Putu Jayan.
Oleh sebab itu, kata Kapolda Bali diperlukan adanya upaya ekstra dari seluruh personel Polda Bali dan stakeholder lainnya dalam pengamanan seluruh ajang internasional yang akan berlangsung.
"Kita tidak boleh lengah ataupun under estimate dalam pengamanan kegiatan. Lakukan kolaborasi dan elaborasi pada setiap tahapan pengamanan sebagai wujud keseriusan dan kesiapan kita dalam menghadirkan rasa aman dan damai di wilayah Bali," kata Kapolda Bali.
Baca juga: Pemprov Bali: delapan hotel bagi tamu KTT G20 sudah lolos asesmen
Baca juga: Pemprov Bali: delapan hotel bagi tamu KTT G20 sudah lolos asesmen
Dalam operasi ini Polda Bali melibatkan sejumlah 2.415 personel yang terdiri atas personel Polda Bali dan personel bawah kendali operasi (BKO) Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri).
Selain itu, operasi pengamanan kali ini juga turut didukung oleh komponen keamanan lainnya dan stakeholder terkait.
Menurut Kapolda Bali dengan adanya sinergitas positif, diharapkan pengamanan rangkaian keketuaan Indonesia dalam G20 dapat berjalan dengan baik dan kondusif.
"Dalam rangka suksesnya pelaksanaan pengamanan rangkaian kegiatan side event presidensi G20 ini, maka perlu adanya kesatuan pemahaman antara unsur pengamanan yang ada, sehingga dilaksanakan kegiatan apel gelar pasukan ini," kata dia.
Baca juga: Kabid Humas Polda kunjungi LKBN ANTARA Bali
Baca juga: Kabid Humas Polda kunjungi LKBN ANTARA Bali
Apel persiapan pasukan di Lagoon Nusa Dua, Badung tersebut, kata Kapolda Bali, merupakan proses manajerial yang harus dilaksanakan guna melakukan pengecekan akhir persiapan personel, maupun sarana dan prasarana yang akan diterjunkan ke lapangan.
"Saya berharap agar seluruh pejabat operasi dan seluruh personel pengamanan sudah siap melaksanakan tugasnya, termasuk berpedoman pada SOP dan tahapan operasi yang telah direncanakan dengan baik untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi selama kegiatan berlangsung dan jangan pernah underestimate terhadap perkembangan situasi yang ada," kata dia.
Selain itu, Dia meminta satuan tugas (Satgas) intelijen agar memperkuat deteksi dini dan penanggulangan terhadap kelompok-kelompok yang berpotensi mengganggu jalannya kegiatan tersebut, serta melaksanakan koordinasi dan komunikasi yang baik antara komponen pengamanan dan stakeholder terkait rangkaian kegiatan yang telah dijadwalkan.