Jakarta (ANTARA) - Sejatinya, perhelatan Expo 2020 Dubai akan digelar pada 20 Oktober 2020 hingga 10 April 2021 di Uni Emirat Arab. Namun, pandemi COVID-19 yang merebak hampir di seluruh dunia membuat pameran internasional tersebut diundur menjadi 1 Oktober 2021 sampai 31 Maret 2022.
Expo 2020 Dubai menjadi semacam pameran miniatur 192 negara di dunia, termasuk Indonesia. Dengan dana Rp431,2 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), salah satunya digunakan untuk membangun Paviliun Indonesia yang menjadi etalase untuk memamerkan seluruh potensi perdagangan, investasi, dan pariwisata yang ada di Tanah Air kepada masyarakat dunia.
Paviliun Indonesia memiliki luas bangunan 3.000 meter persegi yang berdiri di atas lahan seluas 1.860 meter persegi dan berada di antara 192 negara partisipan lainnya. Di gedung tersebut, disajikan peluang investasi di Tanah Air melalui 193 kegiatan, seperti forum bisnis, "one-on-one meeting", dan seminar kepada pasar Timur Tengah dan dunia.
Lebih dari 650 produk Usaha Kecil Menengah (UKM) juga dipamerkan sehingga membuat produk lokal Indonesia semakin dikenal dan diharapkan mampu menggenjot ekspor. Kemudian, ada pula aneka pertunjukan budaya yang ditampilkan setiap harinya untuk menambah kesemarakan dan membuat pengunjung dari berbagai belahan dunia semakin tertarik kepada Indonesia.
Baca juga: Bank Indonesia pamerkan produk 72 UMKM di Dubai Expo
Kurang tiga hari sebelum Expo 2020 Dubai berakhir, Paviliun Indonesia pun telah berhasil mencapai target 2,5 juta pengunjung. Pencapaian tersebut patut diapresiasi mengingat pameran digelar di tengah wabah COVID-19 yang masih merebak hingga saat ini.
"Kita harapkan familiaritas Indonesia di mata dunia itu tercapai, arahnya sebetulnya ke sana yaitu nation branding kita. Paling tidak familiaritas Indonesia di mata mereka semakin mendalam, awareness mereka terhadap kita," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag sekaligus Komisioner Jenderal Paviliun Indonesia Didi Sumedi.
Partisipasi Indonesia di Expo 2020 Dubai telah menghasilkan pencapaian yang positif, mulai dari transaksi dan potential order sebesar 2 miliar dolar AS yang berasal dari kegiatan forum bisnis dan "business matching", hingga komitmen bisnis dan investasi senilai 32,7 miliar dolar AS dalam skema business to business (B2B) maupun government to government (G2G) dengan Uni Emirat Arab saat kunjungan Presiden Jokowi pada awa November 2021 lalu.
Ada pula penandatanganan empat nota kesepahaman (MoU) pada November 2021 melalui kegiatan misi dagang senilai 180 juta dolar AS untuk produk perhiasan emas selama satu tahun, serta penandatanganan MoU untuk proyek konstruksi di Uni Emirat Arab dan pemasaran produk sawit Indonesia di kawasan Timur Tengah.
Para investor Timur Tengah dan negara lainnya juga tertarik dengan proyek Ibu Kota Negara (IKN), pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan infrastruktur, energi terbarukan, bidang pertanian, pendidikan dan kebudayaan, serta teknologi komunikasi dan informatika di Indonesia.
Kemudian, ada Memorandum of Understanding on Promotion Cooperation dengan Lulu Group International untuk memperkuat penetrasi produk-produk usaha kecil dan menengah (UKM) ke Timur Tengah dan juga pasar global. Lulu Group International merupakan salah satu perusahaan yang memiliki jaringan pemasaran ritel yang tersebar di seluruh kawasan Timur Tengah dan memiliki 218 gerai di seluruh dunia.
Para pelaku usaha dan produsen Indonesia yang telah terkurasi akan difasilitasi oleh Kementerian Perdagangan untuk bisa memasarkan produknya melalui jaringan Lulu Group International, tidak hanya di pasar Uni Emirat Arab, tapi juga di seluruh dunia.
Sementara itu dari sisi pariwisata, Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Arab Husin Bagis meyakini kehadiran Paviliun Indonesia di ajang Expo 2020 Dubai akan meningkatkan jumlah wisatawan, khususnya dari Uni Emirat Arab. Apalagi, pelaku perjalanan luar negeri kini tidak lagi diwajibkan karantina apabila berkunjung ke Indonesia.
Ia pun menargetkan pada 2022 jumlah wisatawan dari Uni Emirat Arab ke Indonesia setidaknya bisa mencapai separuh dari jumlah wisatawan dari Uni Emirat Arab yang berkunjung ke Thailand. Paviliun Indonesia membuat masyarakat Uni Emirat Arab semakin banyak yang mengenal Indonesia.
"Kalau Thailand 140 ribu sampai 150 ribu wisatawan, kita setengahnya dulu lah," kata Husin.
Menteri Perdagangan periode 2004-2011 yang kini menjabat Direktur Pelaksana, Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Bank Dunia Mari Elka Pangestu menceritakan pengalamannya saat Indonesia mengikuti Expo 2010 Shanghai, China.
Mari yang menyempatkan diri datang ke Paviliun Indonesia di tengah kegiatannya menjadi pembicara di World Government Summit Dubai itu kepada ANTARA mengatakan, setelah gelaran expo tersebut, mulai dibuka rute penerbangan langsung Garuda Jakarta-Shanghai.
"Jadi menurut saya waktu kita ikut Shanghai kita bisa lihat hasilnya dari segi jumlah, dampak utama kelihatan di pariwisata. Kalau di investasi dan perdagangan itu mungkin lebih lambat munculnya, tidak hanya karena paviliun, tapi dengan upaya-upaya bilateral yang lain," ujar Mari.
Baca juga: Paviliun Indonesia di Expo Dubai dikunjungi 1,5 juta pengunjung
Menurut Mari, selama ia menjabat Menteri Pariwasata dan Ekonomi Kreatif periode 2011-2014, masih banyak orang di Dunia yang belum mengenal Indonesia. Kebanyakan orang luar negeri cuma tahu Bali dan bahkan menyangka Indonesia itu bagian dari Bali.
Ia pun menilai perhelatan world expo memang menjadi ajang yang sangat baik untuk melakukan nation branding dan harus dimanfaatkan agar nama Indonesia dapat semakin diingat dan dikenal dunia. Mari pun mencontohkan negara tetangga Malaysia dan Thailand yang memiliki nation branding yang kuat.
"Jadi mulai dari nation branding, menarik turis. Turis itu kalau ia pulang ke negaranya, oke saya pengen minum kopi yang tadi saya minum ya, oke saya mulai jadi importir. Lama-lama dia masuk menjadi investor untuk produksi di Indonesia, mungkin untuk ekspor balik ke negaranya atau ia mulai punya hubungan begitu ia mulai mengenal negara tersebut," kata Mari.
Perhelatan Expo 2020 Dubai telah berakhir. Keikutsertaan Indonesia di ajang yang berlangsung selama enam bulan tersebut menjadi sarana untuk meningkatkan citra Indonesia di mata Dunia dan diharapkan akan mendatangkan banyak manfaat, termasuk memperkuat pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Enam bulan misi naikkan citra Indonesia di mata dunia
Rabu, 6 April 2022 8:30 WIB