Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng komunitas penggemar Arwana untuk menggelar kontes di Bali dalam rangka menunjukkan kekayaan ikan hias yang terdapat di kawasan perairan Republik Indonesia.
"Bali kita pilih karena Pulau Dewata memiliki magnet bagi wisatawan baik domestik maupun internasional," kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Artati Widiarti, dalam rilis di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan, kontes ikan hias berskala nasional diadakan di Bali bekerjasama dengan Bali Club Arowana.
Pameran dan kontes ikan hias Arwana yang pertama dan terbesar di Bali tersebut, lanjutnya, bertajuk "Bali Club Arowana National Competition" sukses digelar di Kawasan Kuta Bali dari tanggal 24-27 Maret 2022.
Melalui kontes ini, Artati ingin menunjukkan kekayaan ikan hias Indonesia yang berlimpah kepada para pelancong di Pulau Dewata yang kini kembali bergeliat.
"Ikan hias arwana dipilih karena ikan arwana merupakan ikan hias asli endemik Indonesia, memiliki daya saing tinggi dan tidak dimiliki oleh negara lain," paparnya.
Sebagai gambaran, berdasarkan data BPS yang diolah Ditjen PDSPKP, nilai ekspor ikan hias Indonesia pada periode tahun 2017-2021 mengalami peningkatan, yaitu sebesar 27,6 juta dolar AS pada tahun 2017 menjadi 34,5 juta dolar pada tahun 2021, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,11 persen.
Menurut jenisnya, permintaan ikan hias untuk pasar ekspor pada tahun 2021 didominasi oleh ikan hias air tawar sebesar 80,63 persen, dengan jenis ikan hias yang paling diminati adalah arwana (super red dan jardini).
Pada periode yang sama, lanjut Artati, nilai ekspor ikan hias arwana juga mengalami peningkatan dari 7,05 juta dolar pada tahun 2017 meningkat menjadi 7,46 juta dolar pada tahun 2021 dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 1,8 persen.
Menurut jenisnya, ekspor ikan hias arwana Indonesia pada tahun 2021 adalah ikan hias Arwana Super Red (Scleropages formosus) dengan nilai sebesar 7,3 juta dolar (98,74 persen), sedangkan untuk ikan hias Arwana Jardini (Scleropages jardini) dengan nilai sebesar 94,25 ribu dolar (1,26 persen).
"Hal ini menunjukkan ikan hias khususnya arwana, dengan segala keindahannya sangat diminati di pasar internasional dan memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan," jelas Artati.
Artati menambahkan bahwa kontes arwana ini didukung secara penuh oleh KKP melalui Ditjen PDSPKP, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut (PRL), dan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong tumbuhnya industri ikan hias di dalam negeri. Ia menginginkan kegiatan pameran ikan hias sebagai ajang promosi dan edukasi.