Denpasar (Antara Bali) - Bali mengekspor ikan hias hidup senilai 2,37 juta dolar AS selama semesteri I/2016, meningkat 43,13 persen dibanding semester yang sama 2015 tercatat 1,65 juta dolar AS.
"Dari segi volume pengapalan mata dagangan tersebut bertambah 25,71 persen dari 812.353 ekor pada semester I/2015 menjadi 1,02 juta ekor pada semester I/2016," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Prindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Made Suastika di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, ekspor ikan hias hidup merupakan salah satu dari tujuh jenis komoditas hasil perikanan dan kelautan yang menembus pasaran luar negeri.
Bali belakangan ini selain mengapalkan ikan hias berwarna-warni, juga mengekspor terumbu karang buatan, tempat berkembang biak ikan hias, hasil kreativitas nelayan di pesisir utara Pulau Bali.
Para nelayan sepanjang perairan Pantai Kabupaten Buleleng, Bali utara, merintis pengembangan budidaya terumbu karang buatan, karena bunga-bunga yang baru tumbuh bisa dijadikan sebagai komoditas ekspor untuk kelengkapan akuarium konsumen mancanegara.
Rintisan pengiriman bunga terumbu karang itu diharapkan menjadi penambahan nilai ekspor ikan hias ke pasaran luar negeri.
Made Suastika menambahkan, ekspor ikan hias itu andilnya masih relatif kecil hanya 0,82 persen dari total ekspor daerah ini sebesar 290,585 juta dolar AS selama semester I-2015.
Ikan hias yang ditangkap di perairan Bali maupun daerah lainnya di Indonesia diekspor lewat Bandara Ngurah Rai, Bali, menembus pasaran Jepang, Amerika Serikat, Australia dan negara-negara di Eropa.
Made Suastika menambahkan, sementara total ekspor hasil perikanan dan kelautan dari Bali mencapai 108,337 juta dolar AS selama semester I/2016, meningkat 72,85 persen dibanding semester yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 62,67 juta dolar AS.
Sektor perikanan itu mampu memberikan andil 37,28 persen dari total nilai ekspor Bali mencapai 290,585 juta dolar AS selama semester I/2016, meningkat 21,16 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 239,83 juta dolar AS, ujar Made Suastika. (WDY)