Badung, Bali (ANTARA) - Kantor Bea dan Cukai Ngurah Rai di Kabupaten Badung, Bali, menerapkan secara penuh sistem pintu otomatis (autogate) untuk barang ekspor dan impor guna menurunkan waktu dan biaya logistik.
“Sistem ini mempersingkat waktu, proses administrasi dan penyederhanaan prosedur,” kata Kepala Bidang Kepabeanan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Bali dan Nusa Tenggara Hari Murdianto di sela peluncuran sistem autogate di Terminal Kargo Internasional Bandara Ngurah Rai di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Ia menjelaskan waktu pemasukan dan pengeluaran barang di tempat penimbunan sementara (TPS) terminal kargo internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai dapat dipangkas dari 1-1,5 jam menjadi hanya 7-10 menit.
Selain itu, menekan jumlah tatap muka pegawai dengan pengguna jasa dari sebelumnya utilisasi 24 pegawai menjadi hanya enam pegawai dalam sistem otomatisasi itu.
Baca juga: Bandara Ngurah Rai catat penumpang melonjak pada April 2024
Sedangkan secara administrasi, pengguna jasa memanfaatkan kanal digital Single Submission (SSm) ekspor yang mengintegrasikan berbagai proses pengajuan dokumen ekspor seperti Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), Surat Keterangan Asal (SKA), dan permohonan karantina dalam satu sistem sehingga mempercepat waktu layanan.
Sesuai ketentuan, proses ekspor atas beberapa komoditi tertentu misalnya ekspor perikanan membutuhkan perizinan berupa sertifikasi dan uji kelayakan yang wajib dicantumkan dalam setiap pemberitahuan ekspor.
Kelengkapan pemenuhan sertifikasi dari negara pengekspor akan memperlancar proses pemasukan di negara tujuan.
Tak hanya pintu otomatis, inovasi lain yang dilakukan yakni adanya perluasan layanan multimoda yang memberikan ruang kepada pengguna jasa dalam proses ekspor impor dari daerah lain, dapat dilaksanakan di Bali, salah satunya rute Bali-Surabaya.
Baca juga: Penari sambut delegasi World Water Forum siap di Bandara 18 Mei 2024
Dengan cara itu, proses ekspor impor dapat dilakukan dengan menggunakan satu agen khusus sehingga memangkas duplikasi proses dan biaya pihak ketiga.
Sementara itu, perwakilan maskapai penerbangan Emirates yang menangani kargo, Lahenda Aprilian mengakui sistem autogate dan multimoda memberi nilai tambah terhadap kargo selain dari penumpang.
Selain itu, lanjut dia, biaya logistik juga bisa ditekan hingga 23 persen karena adanya efisiensi administrasi dan biaya lainnya.
“Dengan layanan ini membantu dari segi efisiensi hingga keamanan. Kalau eksportir membawa sendiri, ini menimbulkan biaya sesuai nilai barang lebih besar sehingga layanan itu dapat menurunkan biaya hingga 23 persen,” katanya.
Dengan hadirnya inovasi digital dalam SSm Ekspor, sistem autogate dan layanan multimoda dalam mendukung ekosistem logistik nasional.