"Tentu dalam hal ini butuh dukungan universitas untuk membangun ekosistem start up dimana akan dirombak sedikit mekanisme pembiayaannya," kata Menkes RI Budi Gunadi Sadikin dalam siaran persnya di Denpasar, Bali, Jumat.
Ia mengatakan dalam pengembangan ekosistem start up ini juga butuh dukungan pimpinan universitas untuk membangun ekosistem penelitian lebih baik sehingga tidak sepenuhnya menggunakan anggaran negara.
Baca juga: Kemenkes beri 18 alat WGS untuk peneliti Unud
Baca juga: Kemenkes beri 18 alat WGS untuk peneliti Unud
Pihaknya berharap dengan perencanaan ini bisa membawa bidang kesehatan ke tataran yang berbeda kedepannya.
Salah satunya, bentuk dukungan perguruan tinggi dalam hal ini Universitas Udayana, Bali untuk bersama-sama meningkatkan derajat kesehatan.
Sebelumnya, Kemenkes memberikan 18 alat Whole Genome Sequencing (WGS) dan akan disebar ke seluruh Indonesia untuk membantu peneliti dalam penanganan penyakit prioritas.
Whole Genome Sequencing sendiri adalah metode yang digunakan untuk mengurutkan genom yang berada di organisme, seperti bakteri, virus dan manusia. Genom adalah materi genetik yang tersusun dari DNA.
Baca juga: RS Unud tingkatkan fasilitas layanan jadi RS rujukan G20
Baca juga: RS Unud tingkatkan fasilitas layanan jadi RS rujukan G20
Pihaknya berharap dengan alat Whole Genome Sequencing, peneliti di Indonesia tidak kalah dengan peneliti dari luar negeri.
"Tidak hanya akan pemberian alat saja tapi reagennya juga akan dibiayai dan diharapkan fokus ke treatment baru bagi penyakit. Penelitian yang akan dilakukan fokus nya ke produk layanan. Kemenkes juga sudah membagi-bagi center nya dan peneliti nya agar fokus ke bidang-bidangnya," katanya.