Jakarta (ANTARA) - Presidensi G20 Indonesia akan tetap fokus pada tiga agenda utama di tengah konflik Rusia-Ukraina, kata staf khusus Kementerian Luar Negeri, Kamis.
“Sekali lagi, dalam Presidensi G20 fokus perhatian kita (adalah) mendorong tiga agenda utama, yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital dan transisi energi,” kata Staf Khusus untuk Penguatan Program-Program Prioritas Kementerian Luar Negeri Dian Tiansyah Djani dalam konferensi pers daring di Jakarta, Kamis.
Sejumlah sanksi ekonomi telah dijatuhkan oleh beberapa negara anggota G20 kepada Rusia yang juga merupakan anggota kelompok 20 negara dan kawasan ekonomi terbesar di dunia itu.
Baca juga: Tuntutan dari masyarakat sipil dunia kepada pemimpin G20
Kondisi tersebut dinilai dapat mempengaruhi jalannya Presidensi G20, terutama dalam penyelenggaraan KTT G20 di Bali, November
mendatang.
Djani tidak menampik bahwa setiap delegasi berhak untuk menyuarakan aspirasinya, termasuk terkait konflik tersebut, dalam G20.
Namun, menurut dia, Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20 tahun ini tetap berpegang pada prinsip dan mandat G20 untuk merespons krisis di bidang ekonomi.
“Prinsipnya, setiap delegasi tentunya memiliki hak untuk mengutarakan pandangan-pandangannya terhadap semua isu, bukan isu ini (konflik Rusia-Ukraina) saja. Kembali lagi, kita akan tetap berfokus pada mandat pendirian G20, do not lose sight (jangan kehilangan arah),” ujarnya.
Baca juga: Presidensi G20 momentum promosikan kendaraan listrik
Sesuai dengan tema Presidensi G20 tahun ini, “Recover Together, Recover Stronger”, dia memastikan Indonesia akan terus berkomitmen untuk mencapai tujuan-tujuan dalam forum tersebut, sehingga menghasilkan hal-hal yang konkret dan berdampak positif bagi negara-negara anggota juga dunia.
“Ada banyak sekali pekerjaan rumah yang harus kita kerjakan, kami akan selalu fokus pada kepentingan dunia, terutama masalah-masalah pandemi dalam dua tahun terakhir yang perlu kita kerjakan,” katanya.
Karena itu, kata Djani, dibutuhkan kolaborasi seluruh pihak untuk berkolaborasi mencapai tujuan bersama di tengah berbagai tantangan, termasuk konflik Rusia dan Ukraina.