Badung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, menghentikan sementara pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terkait dengan peningkatan kasus COVID-19 di wilayah setempat.
"Melihat peningkatan kasus COVID-19 dan menindaklanjuti kebijakan pemerintah pusat dengan keluarnya surat edaran dari kementerian termasuk arahan dari Gubernur Bali, maka di Badung untuk proses PTM kami hentikan sementara," kata Sekretaris Daerah Badung I Wayan Adi Arnawa di Mangupura, Jumat.
Ia mengatakan, pelaksanaan PTM di Badung memang dilaksanakan dengan dinamis dan sangat tergantung situasi perkembangan pandemi COVID-19 yang terjadi.
Oleh karena itu, pihaknya tetap akan melakukan evaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang disesuaikan dengan perkembangan kasus COVID-19 dari hari ke hari.
Baca juga: Wabup Klungkung: tingkatkan prokes setelah siswa SMPN 3 Dawan terpapar COVID-19
"Apabila trennya naik PTM kami tutup sementara, apabila kasus COVID-19 melandai lagi, PTM akan dibuka lagi. Artinya pelaksanaan PTM di Badung ini sangat dinamis buka tutup tergantung situasi dan kondisi," ujarnya.
Sekda Adi Arnawa menjelaskan, dengan meningkatnya kasus COVID-19, pemerintah bersama Satgas COVID-19 Badung telah mendorong kesiapan infrastruktur baik kesiapan dari seluruh stakeholder seperti di sektor pariwisata maupun dari pelayanan publik yang harus dievaluasi.
Tim Satgas COVID-19 Badung juga akan terus melakukan monitoring dan pengawasan ke lapangan sehingga untuk bahwa mitigasi penanganan pandemi di wilayah itu berjalan dengan baik dan ketat.
"Kalau ternyata di lapangan ditemui tidak sesuai dengan ketentuan, kami perintahkan kepada Satpol PP untuk mengambil langkah-langkah penegakan hukum," ungkapnya.
Ia menambahkan, penanganan pandemi di Badung juga terus dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan stakeholder baik itu pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat.
Baca juga: KPPAD Bali: waspadai klaster sekolah setelah 16 siswa positif COVID
Selain itu, pemerintah juga terus memberikan edukasi dan sosialisasi untuk mendidik masyarakat dalam menghadapi pandemi menuju adaptasi kebiasaan baru ini.
"Tentu kami tidak bisa menutup mata, apabila COVID-19 ini akan terus ada, kegiatan aktivitas tetap jalan namun dibatasi," ujar Adi Arnawa.