Denpasar (ANTARA) - Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda mengatakan kerja sama antar daerah (KAD) menjadi salah satu upaya untuk mengendalikan inflasi dan menjamin pemenuhan komoditas pangan.
"Kerja sama antar daerah sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan komoditas, terutama komoditas pangan bagi daerah yang defisit dan untuk memasarkan produk bagi daerah yang surplus," kata Rizki di Denpasar, Minggu.
Pihaknya mencatat tingkat inflasi Provinsi Bali sampai dengan Oktober 2021 relatif rendah, yaitu 0,54 (ytd). Untuk Core inflation dan administered priced tercatat rendah, namun volatile food berada pada level 5,20 persen (yoy).
Sedangkan komoditas penyumbang inflasi selama ini diantaranya minyak goreng, daging ayam ras, daging babi, dan tongkol yang diawetkan.
Baca juga: BI: 2022, ekonomi Bali tumbuh 5,4-6,2 persen
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga yang dilakukan Bank Indonesia di bulan November minggu ketiga, diperkirakan akan terjadi inflasi sebesar 0,1–0,5 persen (mtm) disumbang oleh canang sari, minyak goreng, dan angkutan udara.
"KAD diharapkan dapat meminimalkan terjadinya fluktuasi harga dan perbedaan harga antar daerah, terutama untuk volatile food," ucapnya.
Rizki juga menyampaikan apresiasi atas kegiatan penandatangan kesepakatan bersama KAD yang telah dilakukan antara Pemerintah Kabupaten Bangli dan Klungkung pada 25 November lalu.
"Ke depan, kami tentu senantiasa mendukung untuk dilakukannya KAD yang lebih masif lagi, baik antar kabupaten maupun lintas provinsi," katanya.
Baca juga: Pemkab Bangli - Klungkung jalin kerjasama pemasaran produksi pangan
Sebelumnya, Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta mengatakan kegiatan penandatanganan kesepakatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) merupakan tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo yang disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi tahun 2021.
Tujuan utama dari pelaksanaan KAD ini adalah untuk memberikan payung hukum dan rasa aman dalam melaksanakan kegiatan perdagangan, terutama kerja sama B2B (bussiness-to-bussiness) yang sudah terjalin antar pelaku usaha di Bangli dan Klungkung.
Terkait komoditas yang berpotensi untuk diperdagangkan, Kabupaten Bangli memiliki sejumlah produk unggulan diataranya bawang merah, sayur mayur, telur ayam, kopi arabika kintamani, dan jeruk kintamani.
Sedangkan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengatakan kegiatan distribusi dan pemasaran komoditas hasil kabupaten Klungkung dan Bangli telah berlangsung sejak lama secara B2B.
"Apabila tidak ada regulasi dan ketentuan yang jelas akan mengakibatkan maladministrasi serta kurang efektifnya proses pengendalian inflasi daerah," ujarnya.
Melalui terlaksananya KAD ini, ujar Suwirta, masing-masing daerah dapat memiliki gudang pangan yang dapat dimanfaatkan apabila terjadi kelangkaan pada suatu komoditas sehingga harga bahan pangan relatif stabil dan dapat dijangkau oleh masyarakat.