Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menghadirkan tiga inovasi yang mampu memperkuat bisnis transactional banking sehingga nasabah dapat melakukan transaksi keuangan secara lebih efektif, efisien, dan meningkatkan produktivitas.
“Kami optimis bisnis transactional banking services dan solusinya khususnya yang didesain untuk institusi korporasi dapat berkontribusi optimal terhadap total fee based income BNI pada akhir 2021," kata Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto di Jakarta, Kamis.
Tiga inovasi tersebut meliputi garansi bank online yang memberi kesempatan kepada nasabah untuk melakukan pengajuan garansi bank sekaligus memonitor proses sampai dengan penyelesaian transaksi melalui platform BNIDirect.
Baca juga: BNI dukung petani digital lewat "Milenial Smartfarming" di Bali
Kedua adalah solusi financing melalui platform financial supply chain management untuk memudahkan nasabah melakukan transaksi supply chain dengan vendor dan suppliernya.
Ketiga adalah open banking solution berupa Application Programming Interface (API) atau API Corporates yang dapat mengintegrasikan aplikasi sistem nasabah dengan layanan transaksional BNI.
Sis menyebutkan pengguna layanan transaksional banking tetap mampu tumbuh 16,4 persen (yoy) di tengah pandemi yaitu dari semula 58,6 ribu pengguna pada Juni 2020 menjadi 68,2 ribu pengguna pada Juni 2021.
Tren pendapatan fee based income (FBI) dari bisnis transactional banking secara tahunan hingga Semester I-2021 mencapai 37,9 persen dengan volume transaksi equivalen rupiah tumbuh 11 persen sehingga membuat saldo rata-rata current account tumbuh 8,6 persen.
Baca juga: BNI berikan KUR kepada pegiat tanaman hias binaan IPB University
"Kami sangat yakin tren pendapatan dari bisnis transaksional terus meningkat secara solid seiring dengan kondisi market yang mulai membaik dengan pertumbuhan ekonomi dan ekosistem yang positif," ujarnya.
Sis berharap bisnis transactional banking services dapat menghasilkan FBI yang berlipat hingga akhir 2021 seiring BNI yang juga terus melakukan modernisasi infrastruktur transaksional dengan membangun platform terintegrasi.
Platform terintegrasi dilakukan pada Cash Management System BNIDirect serta pengayaan fitur antara lain Garansi Bank Online, Platform FSCM, BNI Trade Online, Virtual Account dan solusi digital terintegrasi berupa API corporates.
Saat ini, sudah terdapat lebih dari 283 jenis API Corporates yang digunakan oleh lebih dari 4.000 mitra kementerian dan kelembagaan institusi BUMN serta multinational company.
BNI Sekuritas di Singapura
Sementara itu, BNI Securities Pte. Ltd atau BSPL yang merupakan anak usaha dari PT BNI Sekuritas resmi beroperasi di Singapura dan akan menjalankan bisnis layanan pasar modal serta menjadi jembatan bagi pelaku usaha di dalam negeri dengan investor global.
“BSPL telah mendapat persetujuan dari Monetary Authority of Singapore untuk menjalankan bisnis layanan pasar modal sejak 8 September 2021. Dengan adanya izin tersebut, BNI Sekuritas dapat menjalankan kegiatan layanan pasar modalnya, baik pada bisnis fixed income brokerage, equity brokerage, maupun underwriting melalui BSPL,” kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam keterangan di Jakarta (15/9).
Baca juga: YouTuber Jerome Polin buka rekening di BNI Cabang Tokyo
Royke menyampaikan bahwa ke depannya BSPL akan fokus untuk membantu BNI Group dan nasabah BNI untuk mendapatkan akses ke sumber-sumber investasi dunia. Dengan beroperasinya BSPL di Singapura, juga semakin memperkokoh posisi BNI sebagai bank berskala global yang dapat memberikan layanan perbankan dan pasar modal.
Ia menuturkan BSPL akan dijadikan pusat kegiatan pasar modal internasional BNI Group, termasuk menyediakan akses bagi nasabah dan emiten ke global investor dengan fokus awal pada fixed Income brokerage atau perdagangan surat utang.
Selain itu, BNI Sekuritas telah menunjuk Leonard Ng sebagai CEO BSPL yang merupakan bankir yang berpengalaman pada industri pasar modal internasional selama lebih dari 15 tahun dan pernah bekerja di beberapa perusahaan keuangan global.
“Jumlah emiten yang besar dan beragam di Indonesia merupakan target pasar BSPL untuk dapat menerbitkan obligasi global. Obligasi global dari perusahaan di Indonesia selalu menarik investor karena saat ini supply obligasi global dengan denominasi non rupiah dari perusahaan di Indonesia di pasar keuangan global masih relatif kecil,” ujar Royke.
Adapun PT BNI Sekuritas didirikan sejak 1995. Saat ini BNI memiliki 75 persen kepemilikan saham pada PT BNI Sekuritas dan 25 persen saham juga dimiliki oleh SBI Financial Services Ltd.