Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster mengklaim ketersediaan oksigen di "Pulau Dewata" itu masih mencukupi dan bisa terpenuhi, di tengah lonjakan kasus COVID-19 yang cukup signifikan.
"Saya selalu berkomunikasi dengan Bapak Menko Maritim dan Bapak Menteri Kesehatan beserta jajarannya dan Bali dapat prioritas untuk mendapatkan oksigen sesuai dengan kebutuhan," katanya dalam keterangan tertulisnya di Denpasar, Senin.
Dia mengatakan hingga saat ini kebutuhan oksigen di Bali selalu dapat dipenuhi tepat waktu. Dengan situasi saat ini, pihaknya dituntut untuk lebih cepat dalam penanganan pasien positif COVID-19, terutama terkait dengan penyediaan tabung oksigen.
"Saya perlu menyampaikan bahwa memang terjadi situasi yang memerlukan kecepatan terkait ketersediaan oksigen terutama bagi pasien COVID-19 yang kasusnya sedang dan berat apalagi yang berada di kamar ICU pasti memerlukan oksigen yang memadai," ujarnya.
Baca juga: Gubernur Bali serahkan 45 ton beras dari ASN untuk warga
Terkait dengan hal itu, lanjut Koster, meskipun terkadang agak terburu-buru karena pesanan dari RS, kadang dua jam sebelum habis, tiga jam sebelum habis, malah kadang satu jam.
"Astungkara walaupun dalam waktu terbatas, namun kebutuhan di tiap-tiap RS bisa terpenuhi sehingga tidak menimbulkan risiko pasien yang dirawat di RS, terutama di ICU. Jadi dalam konteks ketersediaan oksigen kita masih bisa jalankan dan kelola dengan baik," ucapnya.
Saat ini, dirinya yang turut menangani langsung masalah ketersediaan oksigen tersebut dengan koordinasi intens bersama pihak kementerian terkait.
"Saya menangani langsung masalah ini bersama Bapak Menteri. Gubernur diberi kewenangan untuk menggeser alokasi oksigen sesuai dengan kebutuhan di masing-masing kabupaten kota," ucapnya.
Bali, tambah Koster, sudah disiapkan satu generator untuk pembuatan oksigen, lalu ditambah konsentrator dan juga dilakukan pengiriman tabung yang nantinya keseluruhan alat tersebut bisa digunakan untuk memproses oksigen sehingga mulai hari ini sudah lebih lancar lagi ketersediaan tabung oksigen di seluruh kabupaten/kota se-Bali.
"Saya monitor langsung dan saat ini tidak lagi dirut RS yang berkomunikasi, namun bupati/wali kota yang langsung melapor untuk saya teruskan ke Menko Maritim dan Menteri Kesehatan. Astungkara untuk saat ini ketersediaan tabung oksigen bisa dipenuhi dengan baik," katanya.
Pada Agustus, Bali juga akan menerima bantuan dari pihak ketiga, generator yang memproduksi oksigen sehingga nantinya oksigen bisa diproduksi sendiri.
"Kejadian pandemi ini membuat kita belajar untuk bisa memproduksi sendiri dan tidak tergantung pada pihak luar," ucapnya.
Baca juga: Di Bali, Gubernur beri sejumlah kelonggaran di masa perpanjangan PPKM
Di sisi lain, tingkat Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit di Bali ada di angka 75 persen atau masih sekitar 25 persen yang tersedia, sedangkan khusus untuk pasien yang dirawat ICU, keterisiannya pada angka 70 persen.
"Kita sudah mengantisipasi kebutuhan tempat tidur baik yang biasa maupun ICU dengan menambah fasilitas di RS yang memungkinkan untuk itu yakni RS Bali Mandara, RS Sanglah, RS Udayana dan beberapa RSUD lain. Jadi (BOR, red.) ini masih bisa kita kelola," kata Koster.