Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 43 persen petani Bali yang sedang mengalami panen raya menjual gabah dalam bentuk gabah kering panen (GKP) berkualitas rendah yakni dengan kadar air lebih dari 25 persen.
"Hasil pemantauan yang dilakukan ke delapan kabupaten dan satu kota di daerah ini, selama bulan Mei 2012 menunjukkan 42,94 persen atau hampir separuhnya petani menjual GKP dengan kualitas rendah," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Gede Suarsa di Denpasar, Kamis.
Padahal pada bulan Januari 2012 tidak ditemukan petani menjual gabah dalam bentuk GKP kualitas rendah, meskipun saat itu hujan sering mengguyur Pulau Dewata.
Namun sekarang petani menjual gabah dengan kadar air yang masih tinggi karena mereka tidak sempat lagi menjemur padinya sebelum dijual. Padahal cuaca mendukung yakni sinar matahari lebih sering terik.
Gede Suarsa mengingatkan, gabah kualitas baik, yakni yang dijemur hingga kering, sangat menentukan dalam menghasilkan beras bermutu. Penjualan gabah kualitas jelek menyebabkan harga padi di tingkat petani menurun rata-rata 1,64 persen dan di tingkat penggilingan turun 2,51 persen.(*/T007)