Denpasar (Antara Bali) - Petani Bali menjual gabah kering kualitas rendah dengan kadar air lebih dari 25 persen, atau menunjukkan peningkatan dari 23,53 persen pada Agustus menjadi 28,18 persen pada September 2013.
"Petani menjual gabahnya langsung setelah panen, bahkan ada petani Bali yang menjual gabah di sawah sebelum ditebas, sehingga mengakibatkan harga yang dinikmatinya lebih rendah," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Gede Suarsa di Denpasar Jumat.
Ia mengatakan, petani kurang tertarik melakukan apresiasi dan inovasi dengan menjual gabah hasil panennya begitu saja selesai panen, tanpa mengeringkan dengan menjemurnya terlebih dulu.
Padahal dengan mengeringkan sehingga kadar arinya menjadi rendah atau kotoran kurang dari sepuluh persen harganya akan jauh lebih mahal.
Gede Suarsa menambahkan, harga gabah kualitas GKP di tingkat petani mengalami penurunan 1,13 persen pada September 2013 dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara di tingkat penggilingan juga menurun sebesar 0,70 persen.
Meskipun sebagian kecil petani menjual gabah kualitas rendah, harga GKP di Bali pada bulan September 2013 rata-rata di atas harga patokan pemerintah (HPP) sebesar Rp3.300/kg. (*/ADT)
Petani Masih Jual Gabah Kualitas Rendah
Jumat, 4 Oktober 2013 8:26 WIB