Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota Denpasar, Provinsi Bali terus melanjutkan pembangunan bank sampah di setiap desa dan kelurahan berbasis masyarakat serta sekolah guna mengatasi sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung.
"Pemkot Denpasar terus membangun bank sampah berbasis masyarakat di setiap desa dan kelurahan. Langkah ini terus digalakkan dalam upaya mengatasi melubernya sampah di TPA Suwung," kata Wakil Wali Kota Denpasar
Kadek Agus Arya Wibawa pada tatap muka dengan DPD Asosiasi Bank Sampah Indonesia, DLHK Denpasar dan instansi terkait di Denpasar, Senin.
Baca juga: Bank Sampah Desa Sumerta Kelod-Denpasar miliki 90 nasabah
Ia juga mengapresiasi keberadaan bank sampah di desa dan kelurahan di daerah itu.
"Saya mengapresiasi keberadaan bank sampah di desa dan kelurahan tersebut. Karena ini langkah upaya mengurangi penumpukan sampah di TPA Suwung," katanya.
Selain membantu pemerintah dalam menangani masalah sampah yang semakin meningkat, katanya, keberadaan bank sampah juga dapat membantu perekonomian masyarakat.
"Saya berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya pemilahan sampah, mulai dari rumah, untuk didaur ulang kembali, sehingga dapat menjadi barang atau benda yang lebih berharga dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat," ujar dia.
Baca juga: Gubernur Bali: Atasi sampah butuh dukungan semua pihak
Koordinator Program Bank Sampah Denpasar Ni Wayan Riawati mengatakan dalam gerakan bank sampah ini mewujudkan program aksi nyata "Sampah itu tanggung jawabku, sampahmu tanggung jawabmu, sampahku investasiku".
Namun, pada 2021 tema nasional dari bank sampah yaitu "Sampah itu adalah sumber daya ekonomi" karena konsep pengajaran sampah adalah pola pembiasaan 3R, yakni Reuse, Reduce, and Recycle.
Ia mengajak masyarakat perilaku mengurangi penimbunan sampah.
"Dan untuk sampah yang bisa didaur ulang akan didaur ulang kembali," katanya.
Riawati mengatakan program ini sudah ada sejak 2010. Dalam gerakan bank sampah ini, menghargai nilai sampah yang tersisa itu dengan mencatat di buku tabungan bank sampah. Setiap enam bulan sekali dilaksanakan gebyar penarikan bank sampah. Gerakan pemberdayaan bank sampah berbasis masyarakat dan sekolah berkembang pada 2017.
Baca juga: Unmas Denpasar - Pemkot Denpasar kerjasama atasi masalah sampah
Bank sampah yang juga berbasis sekolah dikembangkan melalui program Sidarling. Hingga saat ini ada 120 bank sampah di Kota Denpasar.
Dia mengatakan dalam situasi pandemi COVID-19 dan khususnya di zona merah, pihaknya belum bisa melakukannya secara optimal.
"Kami berharap program bank sampah ini dapat digerakkan semakin masif, karena semua pengurusnya tahu kondisi masyarakatnya saat ini dalam penerapan protokol. Jadi kami bisa menyesuaikan saat penyetoran ke bank sampah agar tidak menyebabkan kerumunan masyarakat sehingga penerapan prokes tetap optimal," kata Riawati.
Pemkot Denpasar lanjutkan bank sampah berbasis masyarakat/sekolah
Selasa, 30 Maret 2021 6:43 WIB