Denpasar (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika mendorong masyarakat di Provinsi Bali untuk lebih menggarap dan mengoptimalkan potensi perikanan budidaya, sebagai salah satu penggerak ekonomi masyarakat di tengah kondisi pandemi COVID-19.
"Untuk kebutuhan lele perhari di Bali itu hingga 12 ton, namun yang bisa disiapkan di Bali hanya lima ton, sedangkan sisanya dari luar daerah," kata Pastika dalam acara dialog secara virtual di Denpasar, Jumat.
Dalam dialog bertajuk Membangun Usaha Perikanan Budidaya sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat Bali itu menghadirkan narasumber Direktur Produksi dan Usaha Direktorat Jenderal Balai Pembibitan Kementerian Kelautan dan Perikanan Andy Arik Hary Wibowo dan Kepala Balai Pembenihan Budi Daya Air Tawar Mandiangin KKP Andy Artha Donny Oktopura.
Kemudian juga Khairul Anwar selaku Pendamping Teknologi Bioflok KKP Wilayah Bali dan Ketua Kelompok Budidaya Lele Sistem Bioflok Ida Bagus Ngurah Putra serta perwakilan Dinas Perikanan Kota Denpasar
Tingginya permintaan hasil perikanan budidaya, ujar Pastika, juga dilontarkan pemilik salah satu rumah makan besar di wilayah Renon, Kota Denpasar yang sebelumnya sempat diajak berbincang. "Dalam kondisi normal, perhari dibutuhkan ikan gurami hingga 500 kilogram, namun satu kilogram pun tidak ada dari Bali," ucap anggota Komite 2 DPD itu.
Meskipun permintaan hasil perikanan budidaya di Bali tinggi, namun menurut Pastika, masih menyisakan persoalan juga dari sisi ketersediaan bibit ikan, karena masih banyak yang didatangkan dari luar Bali.
Di Bali sebelumnya ada sejumlah balai benih ikan (BBI) yang cukup representatif seperti yang ada di Sangeh, Kabupaten Badung. Namun, kini karena ada perubahan kebijakan, menyebabkan tak lagi bisa memproduksi bibit ikan untuk berbagai daerah di Bali.
"Di sisi lain, pemerintah pusat sesungguhnya juga memberikan perhatian besar terhadap sektor perikanan, tinggal kita mau atau tidak menerima program-program tersebut," ujar mantan Gubernur Bali dua periode itu.
Terkait sejumlah kendala di sektor perikanan, dia berjanji akan membawa aspirasi ini ke pusat. Sebab di tengah pandemi ini, inovasi warga beralih dari pariwisata ke pertanian harus didukung. Termasuk menyinergikan perikanan dengan pariwisata.
Sementara itu, Kepala Balai Pembenihan Budi Daya Air Tawar Mandiangin KKP Andy Artha Donny Oktopura mengatakan di tengah pandemi ini, memang sangat dibutuhkan transformasi ekonomi, salah satunya dengan melirik perikanan budidaya. Di Indonesia, lanjut dia, potensi lahan untuk perikanan budidaya mencapai 17,9 juta hektare, namun pemanfaatannya baru 6,7 persen.
Namun, untuk pengembangan perikanan budidaya ada sejumlah kendala seperti lokasi untuk mendapatkan benih yang jauh, belum lagi persoalan pakan, hingga pemanfaatan teknologi.
"Selain itu juga persoalan pemasaran. Kita seringkali latah, ketika memelihara lele semua lele. Saat saya keliling ke sejumlah daerah di Bali diantaranya ke Jembrana, Bangli, Tabanan, program biofloknya berhasil, tetapi marketnya yang masih bermasalah," ucapnya.
Oleh karena itu, di tengah tangan kreatif masyarakat Bali, dia menganjurkan agar untuk penjualan lele itu diolah sehingga mempunyai nilai tambah, selain perlu dukungan pemangku kepentingan lainnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Budidaya Lele Sistem Bioflok Ida Bagus Ngurah Putra mengatakan keberadaan bioflok yang dikembangkan di Tukad (sungai) Bindu Denpasar memberi manfaat yang besar.
Selain menghasilkan ikan lele, juga sebagai tempat edukasi pelajar gemar makan ikan. Namun saat ini kendalanya cukup kompleks yakni pengadaan benih, air dan pemasaran. "Benih misalnya, di saat musim dingin seperti ini, sudah sebulan kami pesan, tetapi belum datang juga," katanya.
Direktur Produksi dan Usaha DJBP KKP Andy Arik Hary Wibowo menambahkan terkait kendala perikanan budidaya di Bali, sejatinya perhatian pusat sangat besar untuk Bali seperti budidaya sistem bioflok.
Selain itu, tidak hanya budidaya perikanan air tawar, ikan hias juga memberi pemasukan besar. "Ikan hias ini sangat menarik dan Bali salah satu pintu gerbang ekspor sehingga menjadi peluang besar," katanya.
Mangku Pastika dorong masyarakat Bali optimalkan perikanan budidaya
Jumat, 26 Februari 2021 20:10 WIB