Denpasar (Antara Bali) - Sejumlah petani dan pengusaha UKM dari seluruh wilayah Bali, yang menjadi pemasok berbagai produk bahan makanan ke Tiara Grosir, mengaku terancam mengalami kerugian atau penurunan omset jika pusat perbelanjaan di Denpasar itu ditutup.
"Jika sampai jadi ditutup maka kami akan mengalami kerugian yang besar karena beragam jenis tanaman yang disiapkan memang untuk memasok berbagai bahan makanan segar yang dijual oleh pusat perbelanjaan itu," kata Nyoman Sutika, ketua kelompok petani Baturiti, di Denpasar, Kamis.
Dia mengatakan, selain itu dirinya bersama petani di wilayah akan mengalami penurunan pendapatan sampai 50 persen. Padahal selama ini pihaknya merasa sangat terbantu dan meningkat penghasilannya sejak dirangkul oleh pihak Tiara Grosir untuk menjadi pemasok.
Hal senada disampaikan I Made Sucika dari Kelompok Tani Kanti Wisesa, Tabanan. Dia menuturkan, sejak menjalin kerja sama dengan pihak Tiara Grosir, pendapatannya meningkat sampai enam kali lipat dalam sebulan.
Sementara itu Ayu Suryathi, pemasok kancang dan telur asin, mengatakan, pihaknya akan mengalami penurunan omset penjualan sampai 30 persen apabila terjadi penutupan.
Pimpinan Unit Pembelian FF Grup Tiara Dewata, Ratnawati, mengatakan, selama 20 tahun sekitar 5.500 petani dan pengusaha kecil dan menengah di Pulau Dewata yang menjadi perkumpulan UKM di pusat perbelanjaan tersebut.
"Kami dengan para petani dan pengusaha itu telah bekerja sama cukup lama melalui kontrak kerja yang saling menguntungkan kedua belah pihak," ujarnya.(IGT/T007)
Petani Pemasok Tiara Grosir Merugi
Kamis, 26 April 2012 15:34 WIB