Badung (ANTARA) - Kantor Wilayah Kemenkumham Bali mencatat, sebanyak 627 warga binaan pemasyarakatan (WBP) dan enam pegawai yang bertugas di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kerobokan, Bali dinyatakan reaktif setelah mengikuti tes cepat COVID-19.
"Dari laporan yang diterima, tercatat dari 14 blok di Lapas Kerobokan ada 627 yang reaktif baik dari WBP, sedangkan untuk pegawai ada enam. Rencananya, dari yang reaktif ini akan dilakukan swab test paling lambat besok sudah semua," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kemenkumham Bali, Suprapto didampingi Kepala Sub Bagian Humas dan Reformasi , I Putu Surya Dharma, saat dikonfirmasi di Denpasar, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa beberapa hari ini telah dilakukan tes cepat COVID-19 terhadap seluruh narapidana di Lapas Kerobokan dan Lapas Perempuan. Hal ini bertujuan dalam rangka pencegahan secara dini, sekaligus ingin mengetahui pengaruh pandemi, apakah berdampak atau tidak pada kondisi WBP dalam lapas.
Menurut dia, kondisi dalam Lapas Kerobokan saat ini diisi dengan jumlah penghuni yang sangat padat. Adapun jumlah keseluruhan narapidana di Lapas Kerobokan saat ini 1.315 orang, dengan kapasitas kurang lebih 354 orang.
"Karena dalam lapas penghuni sangat padat. Kalau enggak kita lakukan cek secara dini maka akan jadi lebih bahaya. Rapid test tahap pertama sebelumnya sudah dilakukan dan ternyata di luar dugaan banyak WBP yang reaktif, dalam arti mereka harus segera dilakukan pencegahan, penanganan, pengobatan dan isolasi mandiri secara cepat, dan bertujuan agar tidak meluas dampaknya yang tidak kita diharapkan," ucap Suprapto.
Ia menambahkan bahwa sebelumnya, di Lapas Kerobokan ada satu WBP yang positif COVID-19. Saat ini sudah dirawat dan dalam penanganan di RSUP Sanglah dan juga dalam pengawasan petugas.
Pihaknya berharap dengan dilakukan tes usap COVID-19 dapat menekan penyebaran virus ini, terutama di wilayah Lapas Kerobokan yang melebihi kapasitas. Selain itu, bagi yang dinyatakan positif juga agar cepat tertangani dan melakukan isolasi.