Jakarta (ANTARA) - Pemerintah akan merayakan Hari Anak Nasional (HAN) 2020 secara virtual untuk memastikan anak-anak tetap termotivasi dan bergembira, sekaligus terlindungi di tengah pandemi COVID-19.
"Jadi ada yang istimewa di tahun ini. Istimewa karena kita juga harus mengikuti protokol," kata Deputi Bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Nahar dalam konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 di Graha BNPB Jakarta, Senin.
Ia mengatakan di tengah pandemi COVID-19 yang belum dapat dipastikan kapan akan berakhir, perayaan Hari Anak Nasional harus disesuaikan dengan kondisi yang ada untuk memastikan anak-anak termotivasi.
Baca juga: Bunda PAUD Bali Putri Koster ajak anak kreatif saat pandemi COVID-19
Melalui perayaan secara daring itu, pemerintah juga ingin memastikan anak-anak terlindungi dari kemungkinan paparan COVID-19.
Tema yang diusung untuk perayaan Hari Anak Nasional adalah Anak terlindungi, Indonesia maju. Tema tersebut dibuat untuk menegaskan komitmen bahwa pemerintah akan terus berupaya melindungi dan memajukan anak-anak Indonesia, sekalipun di tengah pandemi COVID-19.
"Dari 79 juta lebih anak Indonesia, di antaranya ada anak-anak yang memerlukan perlindungan khusus dan salah satunya adalah anak-anak dalam situasi darurat," kata Nahar.
Untuk itu, tema tersebut diwujudkan melalui perayaan yang juga akan mengusung isu tentang perlunya perlindungan bagi anak-anak di tengah banyak keterbatasan akibat dampak pandemi COVID-19.
"Karena anak-anak di dalam situasi tertentu, dalam kondisi tertentu ini juga perlu tetap kita perhatikan dan tetap harus dilindungi," katanya.
Baca juga: Putri Koster ajak orang tua belajar teknologi agar mampu tuntun anak
Melalui komitmen dan upaya perlindungan tersebut, ia berharap anak-anak akan benar-benar terlindungi dan dapat disiapkan untuk menggapai masa depan dengan sebaik-baiknya.
Hak Anak di tengah COVID-19
Sementara itu, staf perlindungan anak Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) Derry Fahrizal Ulum mengatakan bahwa Hari Anak Nasional adalah momentum untuk memastikan tetap terpenuhinya hak anak, bahkan di tengah pandemi COVID-19.
"Jadi yang berbeda dalam Hari Anak Nasional adalah dirayakannya di rumah, untuk memastikan anak-anak juga terlindungi namun tetap gembira di rumah," katanya.
Ia mengatakan pandemi telah berdampak terhadap seluruh komunitas, tidak hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak, baik dampak dari sisi kesehatan, pendidikan, perlindungan maupun dalam pengasuhan.
Untuk itu, ia mengajak kepada anak-anak untuk tetap belajar dan bermain dari rumah. Dan dalam perayaan Hari Anak Nasional ia juga mengimbau anak-anak untuk tetap merayakannya di dalam rumah, guna menghindari kemungkinan penularan COVID-19.
"Kenapa di rumah? Dengan kita merayakan di rumah diharapkan teman-teman, anak-anak, orang tua, dan adik-adik semua bisa ikut terlibat," katanya.
Baca juga: Pakar : Nilai etika wujudkan nilai spiritualitas anak
Selain itu, melalui perayaan Hari Anak Nasional secara virtual tersebut, pemerintah ingin menunjukkan bahwa mereka tetap hadir untuk memastikan anak-anak tetap termotivasi dan terlindungi.
"Artinya, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan hadir bersama anak-anak Indonesia. Walaupun dalam situasi pandemi tetap ingin pastikan kalian termotivasi. Ini juga menunjukkan bahwa kita sama-sama komitmen melindungi hak-hak kalian sebagai anak, untuk mencapai mimpi kita masing-masing," kata Derry.