Denpasar (ANTARA) - Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali Wayan Mardiana mengatakan pihaknya mendorong strategi "Go Digital" untuk para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dalam menyambut penerapan era Normal Baru di tengah pandemi COVID-19.
"Menyambut kenormalan baru untuk menghidupkan geliat ekonomi pada sektor usaha koperasi dan UMKM di Pulau Dewata Bali, kami menggandeng jasa ojek online/daring untuk membantu memasarkan produk-produk UMKM di Bali," katanya di Denpasar, Senin.
Untuk wilayah Bali, UMKM yang ada tercatat 326.000 unit dan ada 50 UMKM yang sudah menjalin kerja sama dengan pihak ojek online (ojol) dalam mengemas pemasaran produk mereka melalui jasa online.
"Sebelum melakukan pemasaran melalui jasa online, agar bisa go digital, maka kami akan melakukan pelatihan cara menggunakan aplikasi online dengan melibatkan pihak dari penyedia jasa online tersebut," ujarnya.
Dalam pelatihan itu, pihaknya tak lupa memberlakukan protokol kesehatan selama menjalani pelatihan. "Pemasaran produk UMKM akan dilakukan secara online untuk menghindari penularan virus COVID-19 di Bali," katanya.
Hingga saat ini, usaha koperasi dan UMKM belum ada yang dibuka secara normal, karena menunggu keputusan dari Pemerintah Provinsi Bali, namun agar roda perekonomian tetap berjalan, maka saat ini produk dipasarkan secara online sambil menunggu keadaan normal.
Sebelumnya (2/6), Gubernur Bali Wayan Koster menggelontorkan stimulus dalam bentuk Bantuan Tidak Terduga (BTT) untuk pelaku usaha koperasi yang terdampak pandemi COVID-19 di Pulau Dewata.
Koster menyebutkan terdapat lebih dari 4.000 koperasi di Bali akan menikmati bantuan tersebut. Hanya saja belum tentu semuanya akan menerima bantuan itu, sebab disyaratkan yang boleh menerima bantuan adalah koperasi yang status operasional masih aktif, eksis dan terpenting memenuhi syarat yang ditentukan.
Besaran nilai bantuan yang akan diterima variatif tergantung jenis koperasinya. Untuk koperasi binaan kabupaten/kota mendapat bantuan Rp10 juta, dan untuk binaan Pemprov Bali sebesar Rp30 juta.
Di hadapan para pegiat koperasi, Koster juga menyampaikan rencananya untuk mencanangkan ekspor produk-produk lokal Bali, baik produk pertanian maupun kerajinan, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, sehingga tidak semata-mata bertumpu pada sektor pariwisata.
"Produk-produk kita utamanya hasil pertanian sangat digemari negara-negara lain seperti manggis yang diminati Tiongkok, begitu pula hasil kerajinan perak, emas dan sebagainya," ujar Koster yang ingin melakukan upaya-upaya agar Bali tidak hanya tergantung sektor pariwisata, yakni memajukan sektor lain untuk memperkuat sektor pariwisata.
Video oleh Pande Yudha