Negara (Antara Bali) - Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kabupaten Jembrana identik dengan "male" atau telur yang dihias dan ditempel pada media dengan bentuk tertentu, namun hanya sedikit yang melombakan tradisi ini.
Bagi Pondok Pesantren Al Bafaqihiyah di Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara, lomba male yang digelar Minggu, merupakan agenda rutin tiap tahun saat perayaan maulid di ponpes tersebut.
Lomba yang itu diikuti 11 peserta dari kelompok maupun individu dengan menampilkan berbagai bentuk male, seperti model udang, menara masjid, pohon anggur, jagung, nanas hingga pohon kelapa, guna memperebutkan hadiah kambing untuk juara satu sampai tiga.
Menurut Yasin, salah seorang panitia lomba itu, tujuan peserta tidak semata-mata memperebutkan hadiah, karena biaya yang dibutuhkan untuk membuat male yang indah jauh di atas nilai seekor kambing, yakni bisa sampai Rp4 juta.
Pengasuh Ponpes Al Bafaqihiyah, Habib Salim Bafaqih mengatakan, pihaknya menyebarkan 2.700 undangan belum lagi yang diumumkan di masjid-masjid. Kegiatan ini juga didukung peran "pecalang" atau petugas keamanan desa adat.
Bupati Jembrana, I Putu Artha yang hadir bersama Wakil Bupati, I Made Kembang Hartawan mengatakan, pihaknya berharap saling menghormati antar umat beragama bisa terus dijaga.
Ia minta, toleransi dan saling menghormati juga dikedepankan saat perayaan Nyepi yang bertepatan hari Jumat, 23 maret mendatang. (GBI/T007)
Tradisi Lomba Male Ponpes Al Bafaqihiyah
Minggu, 4 Maret 2012 16:09 WIB